Jakarta, CNN Indonesia -- Perdana Menteri Malaysia Najib Razak akhirnya angkat suara soal berbagai kritikan terhadap pemerintahannya yang dilontarkan oleh tokoh senior Mahathir Mohamad, khususnya soal tuduhan korupsi dan kebijakan ekonomi.
Beberapa bulan terakhir, Mahathir gencar mengkritik Najib soal kebijakan ekonominya dan skandal dalam badan investasi yang diluncurkan Najib, 1 Malaysia Development Berhad (1MDB) yang diperkirakan dapat memukul perekonomian Malaysia.
Mahathir juga meminta Najib menyejelaskan soal pembunuhan Altantuya Shaariibuu, seorang wanita keturunan Mongolia yang diperkirakan tewas untuk menutupi kasus suap para pejabat, pada 2006 silam.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Terkait hal ini, Najib menyatakan bahwa dia tidak berhubungan dengan pembunuhan Shaariibuu. Membantah tuduhan ini, Najib bahkan bersumpah atas nama Al-Quran di sebuah masjid.
"Kasus ini telah ditelusuri, dibawa ke pengadilan dan diputuskan di Pengadilan Federal. Kasus ini telah berlangsung selama sembilan tahun tanpa akhir karena terus 'didaur ulang' oleh oposisi," kata Najib dalam sebuah tulisan di blog-nya, dikutip dari Channel NewsAsia, Senin (18/5).
Altantuya tewas karena dibunuh pada 2006. Pengadilan memutuskan dua petugas keamaanan pribadi Najib saat itu bersalah atas pembunuhan tersebut.
"Kita semua tahu bahwa jika pemimpin bersikeras mengungkit masalah ini, maka secara otomatis kasus ini akan marak kembali," tulis Najib tanpa menyebut nama Mahathir.
Mahathir, 89 tahun, merupakan tokoh senior yang berpengaruh di Malaysia. Mahathir menjabat sebagai perdana menteri terlama di negara itu. Kritikan terhadap Najib dilontarkan Mahathir ketika tingkat popularitas Koalisi Barisan Nasional (BN) pimpinan Najib anjlok pada pemilihan umum tahun 2013.
Najib, yang kini menjabat sebagai perdana menteri untuk periode kedua, berada di bawah tekanan terkait kebijakan ekonomi yang dilakukannya dan sejumlah skandal yang terkait dengan badan investasi negara 1MDB.
Najib, yang menjabat sebagai ketua dewan penasehat 1MDB, menghadapi kritik atas utang Malaysia yang mencapai hampir 42 miliar ringgit, atau sekitar Rp153 triliun. Kondisi ini semakin menguatkan tuduhan atas ketidakmampuan Najib dalam mengurus finansial Malaysia.
Terkait hal ini, Najib memerintahkan penyelidikan resmi terhadap sejumlah rekening lembaga ini sejak awal tahun.
"Siapa pun yang terbukti bersalah atas penggelapan dana atau penyalahgunaan uang akan dibawa ke pengadilan," tulis Najib dalam bolg miliknya.
Najib juga menanggapi pernyataan Mahathir yang memprediksi partainya akan kalah telah jika dia tetap menjadi pemimpin.
"Jika kita bersatu, dan menghentikan pertikaian, kita akan berhasil. Jika kita fokus pada politik konstruktif ketimbang destruktif, kita akan berhasil," tulis Najib.
(ama/ama)