Protes Anti-Pajak Baru di Malaysia, 30 Orang Ditahan

Amanda Puspita Sari | CNN Indonesia
Sabtu, 02 Mei 2015 17:50 WIB
Aksi protes di depan menara kembar Petronas di ibu kota Malaysia, Kuala Lumpur berlangsung ricuh. Sebanyak 30 orang ditahan.
Pemerintahan Perdana Menteri Najib Razak memperkenalkan pajak konsumsi untuk membantu mengurangi defisit anggaran Malaysia akibat anjloknya harga ekspor minyak dan gas alam global. (Reuters/Olivia Harris)
Jakarta, CNN Indonesia -- Lebih dari 10 ribu demonstran menggelar aksi protes di depan menara kembar Petronas di ibu kota Malaysia, Kuala Lumpur, menentang penerapan pajak baru, bertepatan dengan Hari Buruh Internasional, Jumat (1/5). Aksi ini berujung pada penangkapan 30 demonstran.

Para pengunjuk rasa menuntut pemerintah menghapus pajak barang dan jasa (GST) yang mulai berlaku pada tanggal 1 April sebesar 6 persen.

Kepala polisi kota Tajudin Md Isa mengungkapkan bahwa aksi protes semakin tidak terkendali, dengan sejumlah letusan petasan dan bom asap terdengar dari beberapa gedung bank terdekat.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dilaporkan kantor berita Bernama, aksi protes ini merupakan yang terbesar sejak tuduhan kecurangan pemilu Perdana Menteri Najib Razak yang mengerahkan massa turun ke jalan dua tahun lalu.

Pemimpin gerakan reformasi pemilu Malaysia, Ambiga Sreenevasan, termasuk di antara mereka yang ditahan pihak kepolisian untuk diselidiki lebih lanjut.

Pemerintahan PM Najib memperkenalkan pajak konsumsi untuk membantu mengurangi defisit anggaran Malaysia akibat anjloknya harga ekspor minyak dan gas alam global.

Sebelumnya, mantan perdana menteri Malaysia Mahathir Mohamad, yang mengundurkan diri pada 2003 setelah berkuasa selama 22 tahun, sempat menyinggung masalah ini dalam kritikannya terhadap pemerintahan Najib.

Dalam sebuah tulisan di blog resminya, Chedet.cc bulan lalu, Mahathir bahkan meminta Najib untuk mengundurkan diri sebagai perdana menteri. Mahathir menilai koalisi Barisan Nasional yang berkuasa kemungkinan besar akan kalah jika tetap dipimpin oleh Najib.

Mahathir juga mempertanyakan soal investasi perusahaan milik negara yang diluncurkan oleh Najib yang berujung pada utang sebesar US$11 miliar. Tak berhenti sampai di situ, Mahathir juga menyinggung berbagai laporan dugaan penipuan mencapai lebih dari ratusan juta dolar. (ama/ama)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER