Jakarta, CNN Indonesia -- Masih ada lebih dari seribu imigran gelap Rohingya dan Bangladesh di Aceh yang rencananya dideportasi ke negara asal. Presiden Joko Widodo meminta lembaga terkait mengutamakan prinsip kemanusiaan untuk menangani para imigran.
Permintaan Jokowi itu disampaikan Sekretaris Kabinet Andi Widjajanto.
"Pakai prinsip-prinsip yang ada di global untuk masalah-masalah pengungsi, utamakan kemanusiaan dalam menangani masalah Rohingya," ujar Andi di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Senin (18/5).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Andi mengatakan, selama ini Kementerian Luar Negeri telah melakukan komunikasi bilateral dengan Pemerintah Myanmar. Selain itu, di tingkat regional, komunikasi dengan negara-negara ASEAN lainnya juga diupayakan.
"Ada tiga level sebetulnya. Jadi komunikasi bilateral dilakukan. Di lingkungan ASEAN juga dilakukan karena ini terkait dengan negara-negara kemungkinan tujuan pengungsi," ucapnya.
Andi menambahkan, level ke-tiga adalah taraf global. "Karena ada kaitannya dengan UNHCR dan IOM," ujarnya melanjutkan.
Setelah terombang-ambing di perairan Indonesia dan ditemukan nelayan sekitar Kuala Langsa, Aceh, para pengungsi dibantu Organisasi Migrasi Internasional (IOM), badan pengungsian PBB (UNHCR), serta masyarakat lokal.
Mereka terdampar di tiga kabupaten di Aceh, sejak pekan lalu.
Kepala Kepolisian Resor Langsa, AKBP Sunarya mengaku telah berkoordinasi dengan sejumlah pihak soal rencana mendeportasi ratusan imigran di wilayah Langsa. Namun, UNHCR masih melakukan pendataan. Ada pula imigran yang dirawat karena sakit.
Sunarya menyebutkan, dari 676 "manusia perahu" asal Myanmar dan Bangladesh di Kuala Langsa, terdapat 43 orang masih menjalani perawatan di rumah sakit setempat. Para imigran akan dikembalikan ke tempat penampungan setelah menjalani perawatan.
"Kebanyakan mengaku pusing, mual, dan diare," kata Sunarya melanjutkan.
Sementara, Kepala SAR Aceh Budiawan menyatakan saat ini terdapat 1.306 imigran Rohingya dan Bangladesh di Aceh. Selain ratusan imigran di Langsa, sebanyak 583 imigran ditampung di Lhokseumawe dan 47 imigran lainnya di Aceh Tamiang.
(rsa/rsa)