Jakarta, CNN Indonesia -- Biasanya, yang membuat pemimpin Korea Utara, Kim Jong Un, murka adalah para petinggi jenderal atau musuh potensial Korea Utara. Namun kali ini, kemarahan Jong Un ditujukan pada sebuah peternakan kura-kura air tawar.
Kantor berita Korea Utara, KCNA, memberitakan bahwa pimpinan tertinggi negara itu melakukan inspeksi ke peternakan kura-kura air tawar Taedonggang lalu menemukan banyak “persoalan serius.”
Peternakan Taedonggang, berlokasi di pinggiran Pyongyang, tidak mendapat perhatian cukup. Padahal peternakan itu terinspirasi dari mendiang ayah Jong Un, Kim Jong Il. Tujuannya, untuk “menyediakan kura-kura air tawar yang lezat dan bergizi yang secara luas dikenal sebagai obat berharga sejak zaman dulu.”
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
“Sulit dimengerti bahwa peternakan yang dikunjungi oleh Kim Jong Il bahkan tidak menyediakan ruang untuk belajar sejarah revolusioner," kata Kim, dikutip oleh KCNA.
"Karyawan yang gagal menanamkan kepemimpinan (Jong Il) secara lebih dalam di pikiran mereka tidak akan bisa berprestasi dalam peran mereka untuk memproduksi,” lanjut dia.
Ia juga menambahkan bahwa suasana peternakan itu sangat berbeda dari peternakan lain yang ia kunjungi.
Tak ada lobsterPeternakan Taedonggang juga seharusnya mengembangbiakkan lobster. Namun menurut Kim, hal tersebut gagal dilakukan karena “ketidakmampuan, cara berpikir yang ketinggalan zaman serta gaya kerja yang tidak bertanggung jawab" dari sang manajer.
Korea Utara saat ini sedang menyiapkan perayaan 70 tahun Partai Pekerja Korea (WPK), yang biasanya menjadi perayaan mewah dengan berbagai jenis makanan yang hanya bisa diimpikan oleh sebagian besar warga Korea Utara.
Namun dengan diberhentikannya impor barang mewah karena sanksi dari PBB, Korea Utara harus memproduksi kebutuhan mereka sendiri, termasuk lobster.
Jong Un melanjutkan kritiknya. “Semua personel dan rakyat bekerja keras setiap waktu guna memberi persembahan terbaik untuk perayaan 70 tahun WPK, tapi ia tak bisa mengerti apa yang akan dipersembahkan para karyawan peternakan pada Festival Oktober," kata KCNA, mengutip Kim.
“Iklim anomali”Sementara perusahaan negara yang dikunjungi oleh Kim dipuji dan dianggap sukses. Di masa lalu, pemimpin negara komunis itu terkenal kerap mengekspresikan ketidaksenangannya secara ekstrem.
Pada 2014, Kim Jong Un menyampaikan komplain bahwa terdapat "banyak kesalahan" dalam laporan cuaca selama tur fasilitas meteorologinya.
Sebuat berita di koran lokal, Rodong Sinmun, memuat foto wajah merah Kim yang marah dan menghukum seorang personel di fasilitas meterologi itu.
Menyalahkan peralatan dan metode ilmiah yang kuno, Kim menekankan kebutuhan akan akurasi laporan cuaca untuk melindungi penduduk dan properti Korea Utara dari “fenomena iklim yang abnormal” serta untuk menjaga industri pertanian dan perikanan dari bencana alam pada waktu yang tepat.
Pada 2013, Kim mengecam trotoar yang rusak dan ditumbuhi rumput liar ketika berjalan di sekitar taman hiburan. Dilaporkan KCNA, dengan muka yang terlihat kesal, Kim kemudian membungkuk untuk mencabuti rumput itu satu per satu, sembari menyatakan bahwa para petugas tidak memiliki semangat untuk melayani rakyat.”
(ama/stu)