Jakarta, CNN Indonesia -- Hanya satu bulan sebelum Osama bin Laden tewas dalam tempat persembunyian di Pakistan, anak buahnya tengah berupaya menyatukan kembali pendiri kelompok militan al-Qaidah itu dengan putra tercintanya, Hamza, yang tengah menjadi tahanan rumah di Iran.
Fakta tersebut terungkap dari dokumen yang dirilis oleh intelijen Amerika Serikat pada Rabu (20/5). Dokumen tersebut berisi pesan singkat yang dikirimkan oleh anggota al-Qaidah bernama "Mahmud" pada April 2011 yang membeberkan upaya penyelundupan Hamzah dari rumah tahanannya.
"Saya mencoba menemukan cara untuk mengirimnya kepada Anda melalui jalan utama, namun ini tak bisa dilakukan karena adanya peningkatan prosedur keamanan dan pencarian yang intensif," kata Mahmud, dikutip dari Reuters, Rabu (20/5).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pesan tersebut merupakan salah satu dari ratusan pesan lainnya yang termuat dalam dokumen yang disita oleh pasukan komando AS saat mereka melancarkan serangan di tempat persembunyian bin Laden di Abbottabad, Pakistan pada Mei, 2011.
Hamza dan anggota keluarga lainnya, termasuk ibunya Khairiyah, yang merupakan istri ketiga bin Laden, melarikan diri ke Iran pasca tragedi serangan 11 September 2001, dan AS meluncurkan operasi militer untuk memberangus al-Qaidah di Afghanistan.
Dalam pesan kepada ayahnya pada Juli 2009, Hamza mengeluh bahwa ia "terpisah dari Ayah ketika saya masih anak kecil, belum berusia 13 tahun... Anda mungkin tidak mengenali saya saat bertemu saya, karena fisik saya telah berubah."
"Tapi yang benar-benar membuat saya sedih, adalah bahwa para Mujahidin telah berbaris dan saya tidak bergabung dengan mereka," kata Hamza melanjutkan.
Dalam pesan yang dikirimkan pada November 2010, "Mahmud" menjelaskan Hamza merupakan anak yang "sangat manis dan baik," namun dia tengah menderita depresi akibat tidak dapat bertempur bersama kelompok militan yang dipimpin ayahnya.
"Dia mendatangi saya sembari meminta saya melatihnya dan mengikutsertakannya dalam serangan. Dia tak ingin menjadi anak emas, hanya karena dia putra dari 'seseorang'. Saya berjanji akan memberinya pelatihan yang aman, seperti latihan menembak dengan berbagai senjata," tulis Mahmud dalam pesan tersebut.
Hingga saat ini belum jelas apakah Hamza bin Laden pernah mendapat kesempatan untuk melihat ayahnya, sebelum ayahnya akhirnya tewas dalam operasi militer AS. Sumber dari pejabat AS menyatakan keberadaan Hamza saat ini tidak diketahui, bahkan belum jelas apakah Hamza masih hidup atau sudah tewas.
Para pejabat AS menyakini bahwa Hamza tidak berada di rumah persembunyian di Abbottabad ketika serangan yang menewaskan ayahnya pada 2 Mei 2011. Meskipun demikian, sejumlah kerabat Osama lainnya berada dalam rumah tersebut.
[Gambas:Video CNN] (ama/stu)