Obama Bertemu Pangeran Saudi Bahas Nuklir Iran

Denny Armandhanu | CNN Indonesia
Kamis, 14 Mei 2015 12:40 WIB
Barack Obama bertemu dengan Putra Mahkota Pangeran Mohammed bin Nayef dan Wakil Putra Mahkota Mohammed bin Salman di Gedung Putih.
Barack Obama bertemu dengan Putra Mahkota Pangeran Mohammed bin Nayef dan Wakil Putra Mahkota Mohammed bin Salman di Gedung Putih. (Reuters/Kevin Lamarque)
Washington, D.C., CNN Indonesia -- Presiden Amerika Serikat Barack Obama bertemu dengan dua pangeran Arab saudi membicarakan berbagai hal, di antaranya perkembangan negosiasi nuklir Iran dan ancaman ISIS di Timur Tengah.

Diberitakan CNN, Obama melakukan pembicaraan dengan Putra Mahkota Pangeran Mohammed bin Nayef dan Wakil Putra Mahkota Mohammed bin Salman di Gedung Putih pada Rabu (13/5) jelang pertemuan antara AS dengan negara anggota Dewan Kerja Sama Teluk di Camp David, Maryland.

"Amerika Serikat dan Arab Saudi memiliki persahabatan yang luar biasa dan hubungan erat yang terjalin sejak masa (Presiden) Franklin Roosevelt. Kami berupaya tetap menjalin kerja sama itu dalam masa-masa yang penuh tantangan ini," kata Obama.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Raja Salman tidak hadir dalam pertemuan tersebut dan mengirim putra mahkotanya. Gedung Putih membantah bahwa ketidakhadiran Raja Salman adalah bentuk penghinaan dengan mengatakan bahwa pertemuan tersebut untuk kepentingan kerja sama, bukan sekadar foto-foto.

Obama mengatakan bahwa dia dan para pemimpin Saudi mendiskusikan soal gencatan senjata di Yaman dan bekerja sama menciptakan pemerintahan yang sah dan inklusif di negara tersebut.

Obama tidak menyinggung soal pembicaraan terkait nuklir Iran pada media. Namun soal ini disampaikan oleh juru bicara Gedung Putih Bernadette Meehan, yang mengatakan bahwa kedua pemimpin berbicara soal "pentingnya kesepakatan komprehensif" antara Iran dan kekuatan-kekuatan besar dunia demi memastikan program nuklir Iran memang benar-benar untuk tujuan damai, bukan senjata.

Para pemimpin Arab memang tengah khawatir kesepakatan Iran dengan lima negara akan berujung pada diangkatnya sanksi dan embargo atas Teheran, memudahkan negara itu membuat bom atom.

Walaupun tidak menjanjikan kesepakatan keamanan dengan para pemimpin Teluk, namun Obama terlihat susah payah dalam menegaskan komitmen AS pada negara-negara sahabatnya di Timur Tengah ini. (den)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER