Pesawat Pembawa Kokain Jatuh di Laut Karibia

CNN Indonesia
Kamis, 21 Mei 2015 10:52 WIB
Sebuah pesawat dari Venezuela yang membawa kokain jatuh ke Laut Karibia saat sedang dikejar oleh Angkatan Udara Kolombia.
Sebuah pesawat dari Venezuela yang membawa kokain jatuh ke Laut Karibia saat sedang dikejar oleh Angkatan Udara Kolombia. (Ilustrasi/Thinkstock)
Bogota, CNN Indonesia -- Sebuah pesawat yang membawa kokain jatuh ke Laut Karibia saat sedang dikejar oleh Angkatan Udara Kolombia.

Sebuah pernyataan dari AU Kolombia pada Rabu (20/5) mengatakan bahwa pesawat itu dalam perjalanan dari Venezuela. Di antara puing pesawat, jenazah seorang pria teridentifikasi memiliki paspor Meksiko. Namun begitu, belum diketahui berapa banyak jumlah kokain dalam pesawat yang jatuh di lepas pantai utara Kolombia itu.

"Pesawat, sebuah Hawker 600, yang meninggalkan Venezuela untuk menuju Amerika Tengah, terdeteksi pada dini hari ketika memasuki ruang udara Kolombia secara ilegal," bunyi pernyataan itu.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Angkatan bersenjata sementara itu sedang mencari puing-puing pesawat lain yang masih berserakan di darat dan di laut.

Venezuela mengatakan pada Rabu malam pesawat itu bukan milik Venezuela, melainkan milik Amerika Tengah, dan bahwa militer Venezuela telah menembak pesawat itu pada pagi harinya.

"Kami tahu bahwa pesawat itu berasal dari Amerika Tengah," kata Menteri Pertahanan Venezuela Vladimir Padrino, diapit oleh petinggi militer lain. Ia juga menambahkan mereka telah memberitahu negara tetangga Kolombia mengenai perkara tersebut.

Kolombia, yang menjadi produsen kokain utama di dunia, tercatat memproduksi sekitar 300 ton kokain per tahun, menurut badan PBB untuk Narkoba dan Kejahatan. Pada 2014, pihak berwenang menyita sekitar 166 ton kokain.

Kokain sering diselundupkan ke Amerika Serikat dan Eropa melalui rute dari Venezuela, Amerika Tengah dan Meksiko dan menyeberangi samudera Karibia dan Atlantik.

Pemberontak Marxis, FARC, dan kelompok kriminal lain di Kolombia meraup keuntungan besar dari perdagangan narkoba tersebut. Nyatanya, kokain dan obat terlarang lain memang merupakan sumber dana utama bagi FARC dalam konflik bersenjata selama 50 tahun di negara itu, yang telah menewaskan lebih dari 200 ribu orang.
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER