Jakarta, CNN Indonesia -- Indonesia akan menarik ke daratan kapal pengungsi Rohingya dan Bangladesh yang sudah berada di perairan Indonesia.
“Kalau di laut yang masuk teritori Indonesia, kita selamatkan, kalau di luar tidak diizinkan masuk,” kata Kapuspen TNI, Fuad Basya, ketika dihubungi oleh CNN Indonesia pada Kamis (21/5).
Sebelumnya, pada Rabu, menteri luar negeri Indonesia, Malaysia dan Thailand bertemu di Putrajaya untuk membicarakan krisis imigran yang masuk ke perairan tiga negara.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dalam pernyataan bersama yang dihasilkan oleh pertemuan tersebut, Indonesia dan Malaysia sepakat untuk memberikan penampungan sementara kepada sekitar 7.000 imigran yang diperkirakan masih terkatung-katung di lautan. Dalam jangka waktu setahun, para imigran secara bertahap akan direpatriasi, dikembalikan ke negara asal mereka.
“Sementara menindaklanjuti pertemuan itu, TNI menunggu perintah dari pemerintah. Kalau tidak, itu berarti TNI melanggar UU No.34 (tahun 2004), bahwa TNI bertugas menjaga kedaulatan di laut. Siapapun tak boleh masuk tanpa ada dokumen syah,” ujar Fuad.
“Tanpa perintah dari pemerintah, salah kita.”
Fuad juga mengatakan bahwa saat ini, terdapat empat KRI, kapal perang TNI Angkatan Laut yang berpatroli.
“Saat ini ada empat KRI di perbatasan laut kita,” kata Fuad. Ia menambahkan, kapal TNI ini akan ikut mengawasi jika memang ada kapal pengungsi yang sudah memasuki perairan Indonesia, maka akan dibawa ke darat.
Saat ini terdapat sekitar 1.700 imigran asal Rohingya dan Bangladesh yang terdampar di Aceh. Sebagian besar diselamatkan oleh nelayan Aceh yang menemukan kapal mereka terkatung di lautan dan terbawa arus, entah karena kehabisan bahan bakar atau mesin mati.
(stu)