LIPUTAN KHUSUS

Pengungsi Rohingya Ditampung di Bekas Pabrik Kertas

Denny Armandhanu | CNN Indonesia
Jumat, 22 Mei 2015 09:26 WIB
Sekitar 380 pengungsi Rohingya dan Bangladesh yang tiba di Julok, Aceh Timur pada Rabu lalu kini ditampung pabrik kertas.
Sekitar 380 pengungsi Rohingya dan Bangladesh yang tiba di Julok, Aceh Timur pada Rabu lalu kini ditampung pabrik kertas. (Reuters/YT Haryono)
Aceh, CNN Indonesia -- Ratusan pengungsi Rohingya yang diselamatkan di perairan dekat Julok, Aceh Timur, ditempatkan di sebuah lahan bekas pabrik kertas di Kecamatan Birem Bayeun. Kini ada sekitar lima titik pengungsian Rohingya dan Bangladesh di Aceh.

Pantauan CNN Indonesia, Kamis (21/5), lahan pabrik itu cukup luas. Beberapa tenda didirikan untuk menampung pada pengungsi. Warga Rohingya dan Bangladesh ditempatkan di tenda terpisah yang berjauhan.

Pengungsi Bangladesh sebelumnya disebut kemungkinan akan segera dideportasi, karena motif kebanyakan dari mereka yang ingin mencari kerja di Malaysia akibat tekanan ekonomi. Berbeda dengan Rohingya, yang melarikan diri dari kampung halaman di Myanmar karena konflik etnis dan agama.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dari data yang dikumpulkan ketika rombongan ini tiba di Julok pada Rabu lalu, total pengungsi berjumlah 389 orang, mayoritas merupakan warga Rohingya dan terdapat pula puluhan warga Bangladesh. Sebanyak 29 di antara mereka dilarikan ke rumah sakit.

Untuk wanita dan anak-anak ditempatkan di bangunan kosong bekas pabrik tersebut. Bangunan itu pada siang hari gelap dan pengap. Selain itu, para pria Rohingya mengeluhkan diserbu nyamuk di malam hari karena tidur di tenda luar.

"Tapi ini lebih baik ketimbang harus berada di laut," kata seorang Rohingya, Hasan Ali.

Saat CNN Indonesia tiba Kamis siang, belum ada perangkat sanitasi yang memadai sehingga para pengungsi buang hajat di pinggiran sungai yang terdapat di belakang lahan. Beberapa toilet portabel terlihat belum dipasang.

Warga Rohingya diperiksa kesehatannya, dan beberapa yang terlalu parah dibawa ke puskesmas. (Reuters/Beawiharta)
Sementara itu untuk keperluan mandi, ada sumur bor di pinggir sungai. Tidak melewatkan kesempatan, mereka mandi dan keramas.

Beberapa wanita Rohingya terlihat asyik mencari kutu rambut kawannya. Tiga bulan di laut tanpa kenal shampo membuat rambut mereka sangat kotor dan kepala gatal. Untuk pria dengan masalah yang sama, mereka tinggal mencukur habis rambut dengan silet.

Di tenda medis, tim perawat terlihat sibuk mengurus para pengungsi. Kebanyakan para pasien menderita dehidrasi dan diare. Seorang pria yang bertelanjang dada lemas karena kurang cairan. Tangis anak-anak Rohingya pecah saat tangan mereka disuntik jarum infus. Beberapa yang sakit parah langsung dibawa ke puskesmas.

Keadaan ini tidak lantas membuat anak-anak yang lainnya murung. Mereka asyik berlarian di rerumputan, atau bermain lempar balon. Seringai lebar terlihat di wajah mereka saat wartawan memotret.

Pada Rabu, mereka diselamatkan oleh para nelayan desa Simpang Lhee yang melihat perahu para pengungsi di tengah laut.

Menurut Wakil Bupati Aceh Timur, Syahrul bin Samaun, para pengungsi ini adalah tamu mereka yang harus diagungkan. Pemerintah kabupaten, kata dia, siap menyediakan semua keperluan yang diperlukan.

"Kita siap memenuhi kebutuhan mereka. Rezeki datangnya dari Allah,"  ujar Syahrul.

Sementara itu, bantuan dari masyarakat terus berdatangan. Berupa pakaian bekas,  kasur, selimut, makanan ringan dan tikar. (stu)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER