Nairobi, CNN Indonesia -- Seorang pria asal Kenya mengaku kepincut dengan kecantikan putri pertama Presiden Amerika Serikat Barack Obama, Malia. Pria ini bahkan mengaku akan meminang Malia dengan mas kawin 50 ekor sapi dan puluhan ternak lainnya.
Diberitakan Sky News, Selasa (26/5), Felix Kiprono mengaku telah menyiapkan 50 sapi, 70 domba dan 30 kambing untuk meminang wanita pujaannya tersebut. Menurut pengacara asli Kenya ini, dia sejak lama jatuh hati pada remaja 17 tahun itu, bahkan sejak Malia masih kecil.
"Saya tertarik pada dia sejak 2008," kata Kiprono dalam wawancara dengan koran Nairobian.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Obama ketika itu tengah berkampanye presiden dan Malia baru berusia 10 tahun. Sejak saat itu, Kiprono mengaku setia pada cintanya.
"Bahkan, saya belum berpacaran dengan siapapun sejak itu dan setia pada dia. Saya menceritakan ini pada keluarga dan mereka sepakat membantu meningkatkan nilai mas kawin," ujar Kiprono.
Pria yang tidak disebutkan usianya ini mengatakan akan melamar Malia pada Obama. Dia berharap Obama membawa Malia ketika melakukan kunjungan ke Kenya Juli mendatang.
Kenya sendiri merupakan negara kelahiran ayah Obama. Nenek Obama yang kini berusia 90 tahunan masih tinggal di Kogelo, barat Kenya, bersama beberapa kerabat Obama lainnya.
"Saya tengah merancang surat untuk meminta Obama membawa Malia dalam kunjungan nanti. Saya berharap Kedutaan Besar AS akan menyampaikan surat ini," lanjut Kiprono.
Kiprono mengaku cintanya sangat tulus dan membantah hanya mengincar harta Obama. "Orang-orang mengatakan bahwa saya mengincar uang, tapi bukan itu. Cinta saya tulus," tegas dia.
Untuk menunjukkan keseriusannya, bahkan Kiprono telah merencanakan dengan matang dimana dia akan melamar, yaitu di atas bukit dekat desanya. Pernikahan nanti, dia merencanakan, akan disajikan susu asam khas Kenya yang disebut "mursik".
Di masa depan, dia berharap bisa hidup bersama Malia dengan sederhana.
"Saya akan mengajarkan Malia memerah susu sapi, memasak ugali (bubur jagung) dan membuat mursik seperti yang dilakukan wanita suku Kalenjin lainnya," ujar Kiprono lagi.
(stu)