Tokyo, CNN Indonesia -- Sebuah gunung berapi di pulau terpencil sebelah selatan Jepang, Kuchinoerabujima, meletus tiba-tiba hari ini, Jumat (29/5), memicu evakuasi warga dan pengalihan penerbangan.
Aliran gas panas dan batu mengalir di sisi Gunung Shindake hingga ke laut akibat letusan tersebut. Namun, menurut pejabat hal itu tidak membahayakan manusia.
"Terjadi ledakan dahsyat dan asap hitam yang mengepul," kata Nobuaki Hayashi, seorang pejabat di pulau pada TV NHK.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Seorang pria berusia 72 tahun terbakar di bagian wajah setelah terjebak di aliran larva tapi belum ada laporan lain mengenai korban luka dari 137 penduduk yang hanya memiliki akses keluar pulau dengan menggunakan perahu.
Terlihat penduduk menyaksikan di atas atap tempat evakuasi. Parkiran penuh dengan mobil, sementara itu puncak gunung terus mengeluarkan asap dan abu.
Debu menyelimuti lereng gunung dan pelabuhan utama sehingga berubah menjadi abu-abu.
Asap mengepul hingga 9.000 meter ke langit, pejabat memperingatkan mengenai risiko dan kemungkinan letusan dengan skala besar.
Maskapai Jepang All Nippon Airways mengatakan akan mengalihkan sebagian penerbangan ke Okinawa dan Asia Tenggara sebagai tindakan pencegahan tapi tidak berencana untuk membatalkan penerbangan. Sementara itu, maskapai Japan Airlines (JAL) mengatakan tidak ada rencana untuk mengubah penerbangan.
Menurut Pejabat pemerintah, Tatsuya Terada, kapal feri dari Yakushima, pulau tetangga terdekat dari Kuchinoerabujima, telah tiba dan akan mengevakuasi warga pada pukul 03.00 waktu setempat.
"Kami butuh memastikan kondisi aman dan mengecek daftar nama, itu merupakan rencana saat ini," kata dia.
Pulau Kuchinoerabujima terletak sekitar 130 kilometer selatan dari pulau utama Kyushu dan sekitar 1.000 kilometer barat daya Tokyo.
Tidak ada keterangan apakah letusan tersebut akan memengaruhi pengaktifan kembali instalasi nuklir Sendai Kyushu Electric Power yang pada Rabu (27/5) memasuki tahap akhir pembaruan sistem keamanan yang pertama kali diperkenalkan usai bencana nuklir Fukushima tahun 2011.
Berdasarkan analisis internal perusahaan pembangkit nuklir, letusan gunung berapi tidak menimbulkan risiko bagi reaktor di pulau Kyushu dan hal tersebut disetujui oleh ahli vulkanologi.
Pulau ini telah mengalami beberapa letusan sebelumnya, salah satunya pada 1933 yang menewaskan beberapa orang.
Gunung Shindake meletus musim panas lalu dimana daerah yang dilalui aliran larva menjadi terlarang sejak saat itu.
Jepang merupakan salah satu negara dengan aktivitas seismik paling aktif di dunia dan dalam beberapa pekan terakhir ada peningkatan aktivitas gunung berapi. Menurut para ahli vulkanologi, hal ini disebabkan oleh gempa bumi pada 11 Maret 2011 lalu.
Pada September 2014, sebanyak 63 orang tewas saat Gunung Ontake meletus tanpa peringatan saat dipenuhi para pendaki.
(den)