Akuarium Jepang Setop Beli Lumba-lumba dari Taiji

Ike Agestu/CNN | CNN Indonesia
Jumat, 22 Mei 2015 10:51 WIB
Akuarium-akuarium Jepang setuju untuk berhenti membeli lumba-lumba yang ditangkap di Taiji, lokasi perburuan kontroversial di negara itu.
Akuarium-akuarium Jepang setuju untuk berhenti membeli lumba-lumba yang ditangkap di Taiji, titik perburuan kontroversial di negara itu. (Ilustrasi/Thinkstock)
Jakarta, CNN Indonesia -- Akuarium-akuarium Jepang setuju untuk berhenti membeli lumba-lumba yang ditangkap di Taiji, lokasi perburuan kontroversial di negara itu, untuk menghindari sanksi dari badan global yang menaungi kebun binatang dan akuarium di seluruh dunia.

CNN melansir, setiap tahun, para pemburu berdatangan ke Prefektur Wakayama, dimana mereka diperbolehkan “panen” dengan membunuh sekitar 2.000 lumba-lumba dan ikan pesut dari tujuh spesies berbeda.

Gambar mencengangkan dari pembantaian lumba-lumba itu pernah didokumentasikan dalam “The Cove” pada 2009 lalu, yang memenangkan piala Oscar untuk kategori film dokumenter terbaik.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Namun Jepang, membela praktek itu dengan menekankan bahwa perburuan lumba-lumba adalah adat dan tradisi warga lokal.

Sebagian besar lumba-lumba dijual untuk daging mereka, tapi "sebagian kecil" ditangkap untuk dijual langsung ke akuarium di seluruh dunia, menurut Asosiasi Kebun Binatang dan Akuarium Dunia(WAZA).

Langgar kode etik

Bulan lalu, WAZA yang menaungi lebih dari 1300 kebun binatang dan akuarium di seluruh dunia, menangguhkan keanggotaan Asosiasi Kebun Binatang dan Akuarium Jepang (JAZA) karena melanggar kode etik kesejahteraan hewan.

WAZA mengatakan telah berusaha selama bertahun-tahun untuk berkolaborasi dengan JAZA agar anggota-anggotanya menyetop membeli lumba-lumba dari Taiji, namun tidak berhasil.

Para pemburu ikan di Taiji menggunakan perahu untuk mendorong lumba-lumba ke teluk untuk menjebak lalu membantai atau menangkap mereka. Dalam “The Cove”, laut di teluk itu seketika berubah menjadi merah saat para lumba-lumnba dibantai.

Dalam surat tertanggal 20 Mei, ketua asosiasi Jepang berterima kasih kepada WAZA untuk “ketidakberpihakan dan kesabaran" badan itu terkait masalah ini.

Surat itu menyebut semua anggota JAZA akan dilarang mengambil lumba-lumba dan ikut ambil bagian dalam "ekspor dan penjualan" ikan dari Taiji serta meminta anggotanya untuk diaktifkan kembali.

Dalam sebuah pernyataan, WAZA mengatakan langkah itu merupakan terobosan yang baik, menegaskan kembali mereka melakukan "pendekatan baik dalam kerja bersama-sama dengan mitra internasional untuk meningkatkan kesejahteraan dan konservasi satwa liar global."

Efek penangguhan

JAZA menaungi sekitar 150 kebun binatang dan akuarium, termasuk Akuarium Churaumi di Okinawa, salah satu akuarium terbesar di dunia. JAZA mengatakan bahwa 99 anggotanya setuju untuk tetap bergabung di bawah WAZA. JAZA juga menyatakan bahwa meski akuarium besar tak akan merasakan dampak penangguhan WAZA dalam beberapa tahun ke depan, namun akan memnyebabkan kesulitan besar bagi akuarium yang lebih kecil.

Sekitar 20 lumba-lumba ditangkap oleh anggota JAZA setiap tahun di Taiji, kata kelompok itu, menambahkan bahwa mereka akan memfokuskan diri pada pengembangbiakan lumba-lumba untuk mengatasi kekurangan.

Namun Wali Kota Taiji, Kazutaka Sangen mengatakan langkah anggota JAZA tidak berarti mengakhiri praktek di Taiji.

“Itu adalah penangkapan ikan yang legal. Kota akan melindungi penangkapan ikan yang dilakukan oleh nelayan kita,” ujar dia.

Kabar baik untuk lumba-lumba

Menurut Dolphin Project, 751 lumba-lumba dibantai di Taiji pada musim penangkapan terakhir, yang beralangsung pada September hingga Maret 2015. Sebanyak 80 lainnya ditangkap, lalu 251 dilepaskan. Lembaga itu menekankan bahwa jumlah itu adalah perkiraan kasar berdasar observasi independen mereka.

Dolphin Project juga mengatakan bahwa pasar terbesar lumba-lumba adalah Jepang. Namun lumba-lumba yang ditangkap di Taiji juga dikirim ke Tiongkok, Timur Tengah dan Rusia.

Sementara itu Sea Shepherd, organisasi konservasi laut internasional, mengatakan bahwa langkah JAZA merupakan “kabar baik bagi lumba-lumba di Taiji.”

“Dengan berkurangnya permintaan atas lumba-lumba di Taiji dari akuarium Jepang, perburuan Taiji akan mengalami penurunan secara ekonomi,” kata Sea Shepherd dalam sebuah pernyataan.

[Gambas:Youtube] (stu)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER