Myanmar Larang Wartawan Dekati Imigran

Eky Wahyudi/Reuters | CNN Indonesia
Senin, 01 Jun 2015 13:15 WIB
Angkatan Laut Myanmar melarang jurnalis untuk mendekati pulau terpencil, Thamee Hla, tempat dimana 700 imigran Bangladesh diselamatkan pada pekan lalu.
Angkatan Laut Myanmar melarang jurnalis untuk mendekati pulau terpencil, Thamee Hla, tempat dimana 700 imigran Bangladesh diselamatkan pada pekan lalu. (Reuters/Darren Whiteside)
Jakarta, CNN Indonesia -- Angkatan Laut Myanmar melarang jurnalis untuk mendekati pulau terpencil, Thamee Hla, tempat dimana 700 imigran Bangladesh diselamatkan pada pekan lalu.

Wartawan menuju Pulau Thamee Hla sejak pemerintah Myanmar mengumumkan 727 orang, termasuk 74 perempuan dan 45 anak-anak yang terkatung di Laut Andaman pada Jumat, di bawa ke pulau itu. Semua imigran ini, menurut pejabat Myanmar, berasal dari Bangladesh.

Sebelum disuruh berbalik, wartawan sempat melihat ratusan imigran masih berdesakan di sebuah kapal ikan Thailand.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Para wartawan yang berputar balik diperintahkan untuk menandatangani dokumen perjanjian terlebih dahulu, agar tidak melakukan perjalanan ke Pulau Thamee Hla lagi. Namun, ketika di konfirmasi, Angkatan Laut tidak memberikan komentar apa pun pada Minggu (31/5).

Persoalan manusia perahu saat ini menjadi hal yang sensitif bagi pemerintah Myanmar. Banyak negara yang menuding Myanmar bertanggung jawab atas krisis pengungsi di Asia Tenggara, karena ribuan warga Rohingya melarikan diri dari Myanmar untuk menghindari diskriminasi.

Myanmar menolak untuk mengakui 1.1 juta Rohingya yang tinggal di sebelah barat Rakhine sebagai warga negara. Pemerintah Myanmar menganggap mereka sebagai imigran ilegal Bangladesh.

Eksodus etnis Rohingya tersebut meningkat drastis setelah konflik dengan mayoritas Buddha di negara bagian Rakhine pada 2012. Dan tercatat sekitar 140 ribu warga Rohingya meninggalkan Myanmar sejak itu.

Namun Myanmar menolak untuk disalahkan, menolak anggapan bahwa perlakuan diskriminasi terhadap Rohingya merupakan akar masalah terjadinya eksodus yang saat ini melanda.

Pejabat lokal di Pulau Haigyi mengatakan pada Sabtu (30/5) bahwa semua imigran Bangladesh akan dibawa ke wilayah di perbatasan Bangladesh di Rakhine dalam beberapa hari mendatang. Namun, Bangladesh menegaskan tidak akan menampung imigran yang terbukti sudah menjadi warga Myanmar.

Namun tanpa kewarganergaraan kaum Rohingya, akan sulit diketahui dengan jelas dari mana mereka berasal.

Tidak ada media dan kelompok bantuan yang bisa bertemu dengan imigran di Pulau Thamee Hla untuk mengetahui negara asal mereka.

Dalam beberapa minggu terakhir, lebih dari 3.500 pengungsi mendarat di Indonesia dan Malaysia, sementara sekitar 2.000 lebih diperkirakan masih terkatung-katung di lautan. (stu)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER