Jakarta, CNN Indonesia -- Kementerian Luar Negeri Perancis sedang mencoba untuk menentukan keaslian video soal penyanderaan warga Perancis di Yaman.
Berita soal video Isabelle Prime, seorang konsultan Yaman untuk Dana Sosial Pembangunan, yang meminta Presiden Perancis Francois Hollande agar membebaskannya, dilaporkan oleh media Ouest-France.
Media itu menyebutkan Prime dengan pakaian hitam berada di padang pasir, mengajukan permintaan pertolongan dalam bahasa Inggris.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Prime dan penerjemahnya, Shereen Makawi diculik, oleh pria bersenjata di ibu kota Sanaa pada Februari lalu, saat dalam perjalanan untuk bekerja. Sumber suku Yaman mengatakan pada Maret bahwa Prime akan dibebaskan, tapi sejauh ini tidak terbukti.
Dalam beberapa tahun terakhir suku-suku di Yaman telah menyandera warga asing untuk imbalan atau ditukar dengan kolega mereka dipenjara.
Yaman merupakan basis bagi cabang al-Qaidah yang paling aktif dan suku-suku sering menjual orang yang mereka culik ke al-Qaidah.
Sejak penculikan Prime, situasi di Yaman telah berubah makin kompleks. Presiden Abd-Rabbu Mansour Hadi melarikan diri ke pengasingan di Riyadh, Arab Saudi, pada Maret, setelah kelompok al-Houthi yang telah menduduki Sanaa bergerak ke Aden.
Koalisi negara Arab yang dipimpin Saudi melancarkan serangan udara terhadap posisi Houthi dalam upaya untuk mengembalikan legitimasi pemerintahan Hadi.
PBB melaporkan hampir 2.000 orang tewas dan lebih dari 8.000 terluka dalam konflik sejak 19 Maret.
(stu)