ISIS Tutup Bendungan di Ramadi, Pasokan Air Irak Terancam

Amanda Puspita Sari | CNN Indonesia
Rabu, 03 Jun 2015 12:33 WIB
Kelompok militan ISIS menutup bendungan air di Kota Ramadi, mengancam pasokan air dan keberlangsungan hidup di sejumlah kota lain di sekitarnya.
Penutupan gerbang bendungan air di Irak menyebabkan tingkat air di Sungai Efrat menurun dan mengurangi pasokan air ke sejumlah daerah lain di bagian timur Irak. (Reuters/Stringer)
Jakarta, CNN Indonesia -- Kelompok militan ISIS dilaporkan telah menutup gerbang bendungan air di Ramadi, setelah mereka merebut kota itu dari militer Irak bulan lalu. Pasokan air dan keberlangsungan hidup di sejumlah kota di sekitar Ramadi pun terancam.

Dilaporkan The Guardian, militan ISIS berulang kali berusaha untuk mengendalikan bendungan di sejumlah kota besar di Irak. Dalam beberapa kasus, mereka mengurangi aliran air ke sejumlah daerah yang masih dikuasai oleh pemerintah. Tak jarang, ISIS sengaja mengalirkan air untuk membanjiri sejumlah lahan agar operasi militer pemerintah terhambat.

Kepala dewan Provinsi Anbar, Sabah Karhout, mengungkapkan bahwa ISIS "menutup semua pintu" di bendungan Ramadi, yang merupakan ibu kota provinsi terbesar di Irak.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Langkah ini menyebabkan tingkat air di sungai Efrat menurun dan mengurangi pasokan air ke daerah Khalidiyah, Habbaniyah dan sejumlah daerah lain di bagian timur Irak, yang masih dikuasai pemerintah Irak.

"Tingkat air sungai yang lebih rendah memudahkan ISIS melakukan serangan," kata Karhout, dikutip dari The Guardian, Rabu (3/5).

Karhout menyerukan agar militer Irak berusaha merebut kembali bendungan Ramadi, atau menargetkannya dalam serangan udara.

"Pemotongan pasokan air untuk Khalidiyah dan Habbaniyah akan menimbulkan krisis kemanusiaan besar yang tidak hanya terjadi di daerah sekitar, tetapi juga akan berdampak ke daerah di selatan," kata sheikh Rafa al-Fahdawi, pemimpin suku Albu Fahad, yang turut memerangi ISIS.

Hal serupa juga dilontarkan oleh pakar air dan mantan kepala departemen sumber daya air Irak, Aoun Dhiyab. "Tujuan ISIS adalah tidak memotong pasokan air tetapi mengurangi tingkat aliran air dan mengambil keuntungan dari hal itu untuk tujuan militer," katanya.

"Ketika tingkat aliran air berkurang, maka terdapat kemungkinan mereka dapat menyusup dari Ramadi ke Khalidiyah dan kemudian dengan mudah bergerak ke daerah lain," kata Dhiyab melanjutkan.

Pasukan Irak telah meluncurkan serangan balasan dalam upaya untuk merebut kembali Ramadi. Namun sejauh ini, serangan tersebut terhenti di pinggiran kota dan berubah fokus untuk memutus jalur pasokan untuk anggota militan.

Direbutnya Ramadi dari kendali pemerintah Irak dinilai sebagai kemenangan terbesar ISIS serta kemunduran bagi militer Irak selama pertempuran yang telah berlangsung sejak tahun lalu.

Menteri Pertahanan Amerika Serikat, Ash Carter, bulan lalu menyatakan bahwa kelemahan tentara Irak menjadi penyebab utama jatuhnya kota Ramadi ke tangan ISIS.

Sementara, pada awal pekan ini Perdana Menteri Irak, Haidar Abadi menuduh koalisi internasional yang memerangi ISIS tidak berbuat cukup dalam mengatasi kelompok militan itu, serta menuduh anggota koalisi seperti Arab Saudi belum menghentikan aliran pejuang asing ke Irak. (ama/stu)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER