Jakarta, CNN Indonesia -- Produsen rudal, Almaz-Antey yang telah melakukan penyelidikan terpisah terhadap insiden pesawat Malaysia Airlines MH17 menyatakan bahwa pesawat nahas tersebut kemungkinan besar ditembak jatuh oleh sebuah rudal tua yang sudah tidak digunakan oleh Rusia.
Mengutip RT News, perusahaan Almaz-Antey mengumumkan bahwa penyelidikan mereka telah berhasil menentukan jenis dan lintasan rudal yang menyebabkan jatuhnya pesawat Boeing-777 di langit Ukraina pada Juli lalu.
Setelah menganalisis sifat kerusakan pesawat, perusahaan ini menyimpulkan bahwa insiden tersebut hanya dapat terjadi jika rudal yang digunakan merupakan salah satu tipe rudal dalam sistem BUK-M1, yang secara luas digunakan oleh sejumlah negara pecahan Soviet, termasuk Ukraina. Namun, rudal jenis ini sudah tidak dipakai lagi dalam sistem pertahanan Rusia.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Jika ada rudal yang ditembakkan dari permukaan tanah ke udara (untuk menghantam pesawat), maka rudal itu pasti bertipe 9M38M1 yang termasuk dalam sistem rudal BUK-M1," bunyi pernyataan dari Almaz-Antey pada Selasa (2/6), dilansir dari RT News.
Para pakar dari Almaz-Antey telah tidak "secara teoritis" mengecualikan kemungkinan senjata lain dapat menghantam pesawat MH17, termasuk rudal lain yang ditembakkan di udara. Menurut pernyataan tersebut, kesimpulan akhir hanya ditentukan setelah seluruh tes forensik dalam proses penyelidikan resmi kelar dilakukan.
"Untuk menentukan jenis rudal yang diduga menjatuhkan Boeing-777, para teknisi perusahaan telah melakukan analisis mendalam terhadap kerusakan kulit pesawat dan struktur dasar yang diambil dari bagian pesawat dan diberikan oleh Komisi Internasional," bunyi pernyataan dari produsen rudal tersebut.
Perusahaan ini juga menambahkan bahwa di antara materi yang diterima dan diperiksa para ahli, ditemukan sejumlah unsur amunisi yang hanya terdapat dalam rudal 9M38M1.
"Produksi rudal BUK-M1 dihentikan pada 1999, di tahun yang sama ketika Rusia mengimpor sisa rudal tipe ini ke klien internasional mereka," bunyi pernyataan dari Almaz-Antey.
Produsen rudal ini menambahkan bahwa tipe rudal tersebut tidak lagi dipasok ke Angkatan Bersenjata Rusia sejak 1995, dan hingga kini rudal tersebut tidak digunakan oleh militer Rusia.
Namun, sejumlah kabar beredar di media sosial bahwa rudal tipe ini terlihat dipamerkan dalam parade Hari Kemenangan, atau peringatan berakhirnya Perang Dunia II, di Rusia awal Mei lalu.
Terkait hal ini, CEO Almaz-Antey, Yan Novikov menyatakan bahwa rudal yang dipamerkan bertipe 9M317 yang termasuk dalam sistem BUK-M2. Novikov menyatakan seharusnya publik awam pun dapat membedakan keduanya.
Sementara kepala teknisi rudal dari Almaz-Antey, Mikhail Malyshev, menyatakan pihaknya memiliki bukti bahwa ratusan sistem rudal pertahanan udara BUK-M1 masih digunakan oleh Angkatan Bersenjata Ukraina pada 2005.
Menurutnya, saat itu Kiev memiliki total 991 rudal bertipe 9M38M1. Sumber dari militer juga menyatakan kepada Malyshev bahwa rudal tipe itu masih terus digunakan oleh militer Ukraina.
Perkiraan lokasi peluncuran rudalSelain menentukan tipe rudal yang diduga menghantam pesawat MH17, para pakar dari Almaz-Antey juga optimis bahwa lokasi peluncuran rudal itu dapat diperkirakan dari tipe kerusakan dan cara pesawat jatuh.
"Jika rudal BUK-M1 yang digunakan, peluncuran diperkirakan di daerah sekitar desa Zaroschenskoe," bunyi pernyataan dari Almaz-Antey.
Peta Angkatan Bersenjata Ukraina pada April menunjukkan bahwa daerah Zaroschenskoe dikendalikan oleh tentara pemerintah, termasuk pada Juli 2014, ketika insiden penembakan pesawat itu terjadi.
Militer Ukraina telah mengkonfirmasi bahwa mereka memang memiliki rudal BUK-M1, namun menyatakan bahwa daerah di mana rudal tersebut diluncurkan telah dikuasai oleh para pemberontak.
Mereka menyebutkan bahwa rudal tersebut ditembakkan tepatnya di daerah Snezhnoe, daerah yang dikuasai pemberontak dan berdekatan dengan Zaroschenskoe. Namun, tidak satupun dari warga Snezhnoe yang berjumlah 48 ribu jiwa menyaksikan jejak rudal BUK-M1 yang besar dan seharusnya terlihat.
Kemungkinan reka ulangNovikov menyatakan bahwa seluruh perkiraan yang dirilis pihaknya didasarkan pada materi yang disediakan oleh para penyidik dari Belanda, yang memimpin penyelidikan MH17.
Hasil analisis mereka telah diserahkan kepada Komisi Internasional yang menyelidiki kecelakaan MH17, namun hingga saat ini belum ada reaksi soal temuan ini.
"Jika perlu, kita bisa melaksanakan uji lapangan... dengan partisipasi para pakar independen. Kami bersedia membongkar rudal 9M38M1 pada sudut tertentu dan ditujukan kepada pesawat dengan model yang sama."
Tujuan laporan dari Almaz-Antey adalah untuk membuktikan produsen rudal itu tidak "terlibat dalam tragedi MH17." Pasalnya, perusahaan ini kini tengah dijatuhi sanksi dari uni Eropa atas tuduhan terlibat insiden tersebut.
Pesawat MH17 yang membawa 298 penumpang jatuh pada tanggal 17 Juli 2014 di wilayah Donetsk, Ukraina, dalam perjalanan dari Amsterdam ke Kuala Lumpur. Mayoritas korban adalah warga Belanda, sehingga negara ini memimpin penyelidikan penyebab kecelakaan tersebut. Namun hingga kini, belum ada perkembangan lebih jauh terkait penyebab jatuhnya pesawat nahas tersebut.
(ama/stu)