Jakarta, CNN Indonesia -- Kelompok militan ISIS diduga telah menggunakan gas klorin sebagai senjata kimia dan kini tengah merekrut para teknisi yang terlatih untuk mengembangkan senjata kimia.
Menteri Luar Negeri Australia Julie Bishop memperingatkan bahwa kelompok militan semaca ISIS yang dikenal juga dengan sebutan Daesh, menjadi "salah satu ancaman keamanan parah kita hadapi saat ini".
(
Baca juga: Melihat Korban Serangan Gas Klorin, Anggota PBB Menangis)
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Terlepas dari beberapa upaya yang kecil dan tak berpengaruh, para teroris itu telah menjadikan bahan kimia sebagai senjata dan akan terus meninggkatkan penggunaannya," kata Bishop dalam pidato pada forum internasional yang memerangi penyebaran senjata kimia, dikutip dari Reuters, Jumat (6/6).
"Penggunaan gas klorin oleh Daesh, dan rekrutmen para profesional yang secara teknis sangat terlatih, termasuk dari negara Barat, mengungkapkan upaya yang lebih serius dalam pengembangan senjata kimia," kata Bishop melanjutkan.
"Di antara puluhan ribu anggotanya, Daesh memiliki sejumlah teknisi yang diperlukan untuk membuat dan menyempurnakan senjata kimia," ujar Bishop.
Bishop bukan satu-satunya orang yang menyatakan bahwa ISIS menggunakan gas klorin sebagai senjata. Pada Februari lalu, pihak berwenang Kurdi di Irak memiliki bukti bahwa ISIS menggunakan gas klorin terhadap pejuang Peshmerga mereka di Irak utara.
Namun klaim Kurdi yang disertai bukti berupa sampel tanah dan pakaian para korban yang diambil setelah ISIS meluncurkan bom mobil yang mengandung gas klorin tidak bisa dapat dikonfirmasi.
Klorin bukanlah zat terlarang, namun penggunaannya sebagai senjata dilarang di bawah Konvensi Senjata Kimia 1997, yang melarang penggunanan semua zat kimia sebagai senjata dalam peperangan.
Pemerintah Suriah pimpinan Bashar al-Assad telah berulang kali dituduh menggunakan bom barel berisi gas klorin kepada rakyatnya sendiri yang dinilai memberontak kepada pemerintah. Padahal, Suriah termasuk negara yang bergabung dalam onvensi Senjata Kimia sejak 2013.
(
Baca juga: Rezim Assad Kembali Gunakan Bom Barel di Aleppo)
Organisasi Pelarangan Senjata Kimia kini berupaya untuk menyelidiki dugaan penggunanan gas klorin di sejumlah serangan di desa-desa terpencil negara ini. Namun, mereka tak diberikan akses oleh Assad.
(ama/ama)