Jakarta, CNN Indonesia -- Sejumlah badan PBB untuk wilayah Israel dan Palestina melaporkan bahwa makin banyak anak-anak yang dilaporkan menjadi korban peperangan antar kedua negara itu. Laporan PBB menunjukkan bahwa korban tewas yang masih berusia anak-anak telah mencapai jumlah yan mengkhawatirkan.
Meskipun demikian, para pejabat PBB berbeda pendapat soal apakah Israel harus disalahkan dan disebut sebagai pelanggar hak anak-anak.
Laporan setebal 22 halaman yang bersifat rahasia ini berhasil diperoleh Reuters pada Jumat (5/6). Laporan ini dipersiapkan oleh sejumlah badan PBB untuk kemudian diserahkan kepada utusan khusus PBB untuk anak-anak dan konflik bersenjata, Leila Zerrougui dari Aljazair.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Zerrougui menambahkan draft laporan tersebut dengan memasukkan tentara Israel dan kelompok militan Palestina Hamas dalam dokumen yang akan dikirim ke Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-moon, yang akan menentukan langkah yang harus dilakukan PBB selanjutnya.
Lebih dari 2.100 warga Palestina, sebagian besar warga sipil, tewas dalam konflik tersebut. Sementara di pihak Israel, korban tewas dari tentara mencapai 67 orang, dan enam warga sipil. Laporan dari PBB menyebutkan bahwa dari jumlah tersebut, 540 anak dilaporkan tewas, 371 dari mereka berusia 12 tahun ke bawah.
Laporan PBB tersebut memaparkan pelanggaran hak anak-anak pada perang Gaza, yang sebagian besar tewas akibat kematian karena tindak kriminal. Banyak anak-anak Palestina yang tewas akibat cedera yang disebabkan oleh pasukan Israel. Selain itu, terjadi juga penahanan terhadap anak-anak Palestina, serangan terhadap sekolah, dan dugaan perekrutan tentara anak oleh militan Palestina.
Meskipun demikian, sejumlah badan PBB tersebut masih belum mencapai suara penuh dalam menentukan apakah Israel dapat disebut sebagai negara pelanggar hak anak-anak dalam konflik di Gaza.
Beberapa anggota parlemen AS turut angkat berbicara tentang hal ini. Sumber diplomatik PBB yang dihimpun Reuters mengungkapkan bahwa kandidat calon presiden AS, Senator Ted Cruz bahkan telah menulis surat kepada Ban Ki-moon terkait hal ini.
Sumber tersebut juga menyatakan bahwa Israel telah meluncurkan lobi yang gencar kepada Ban. Duta Besar AS untuk PBB, Samantha Power mendesak Ban untuk tidak memasukkan Israel ke dalam daftar pelanggar hak anak.
Badan pemerhati HAM, Human Rights Watch, mendesak agar Ban tidak tertekan kepada lobi-lobi tersebut.
Pada April lalu, laporan PBB menyebutkan bahwa tentara Israel menembaki tujuh sekolah yang dijalankan oleh PBB selama perang Gaza. Sebanyak 44 warga Palestina yang berlindung dalam sekolah tersebut tewas. Sementara pejuang Palestina terus menyimpan senjata dan meluncurkan serangan dari beberapa sekolah PBB yang kosong.
Israel menolak segala tuduhan yang dilaporkan dokumen tersebut, menyatakan bahwa negara ini tidak seharusnya termasuk dalam daftar negara pelanggar HAM anak dan menolak pihaknya meluncurkan desakan dan lobi politik.
(ama/ama)