Kehadiran Obama di G7 Diwarnai Ketidakpuasan Eropa

Reuters | CNN Indonesia
Sabtu, 06 Jun 2015 23:53 WIB
Pertemuan puncak negara-negara yang tergabung dalam G7 dibayangi dengan ketidakpuasan Eropa pada sikap Amerika Serikat yang kini lebih menarik diri.
Pertemuan Kelompok G7 di Jerman juga diwarnai oleh aksi protes, sementara AS dan mitra Eropanya bersitegang soal peran AS yang semakin menarik diri dari tanggung jawab internasional. (Reuters/Hannibal Hanschke)
Bangkok, CNN Indonesia -- Ketika Presiden Barack Obama menghadiri pertemuan puncak G7 di Jerman, dia akan bertemu dengan para pemimpin yang semakin terbiasa dengan dinamika baru dalam hubungan trans-atlantik: lebih sedikit arahan dari Washington, lebih banyak tuntutan dari Eropa.

Dalam mensikapi intervensi Rusia di Ukraina, krisis di Libya dan upaya menciptakan perdamaian di Timur Tengah, para pemimpin Eropa meningkatkan peran mereka setelah ada sikap, atau kesan, bahwa Amerika Serikat menahan diri.

Perubahan ini menyebabkan kekesalan dan ketidakpuasaan di kalangan para pejabat Eropa.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sebagian mengutarakan rasa frustrasi atas sikap yang dipandang sebagai keraguan pemerintah Obama untuk terlibat.

Mereka membandingkankan strategi “memimpin dari belakang” di Timur Tengah dan Eropa dengan sikap AS yang lebih proaktif di Asia, dimana Obama mengambil tindakan secara diplomatik dan militer untuk melawan pengaruh China yang semakin besar.

Perancis secara terbuka mengecam keras pemerintah AS karena tidak melakukan serangan udara terhadap Presiden Suriah Bashar al-Assad pada 2013. Negara itu mengatakan keputusan tersebut menyebabkan dampak negatif yang tidak bisa diperbaiki pada kelompok oposisi Suriah, dan menampilkan Presiden Rusia Vladimir Putin di panggung internasional.

“Inti dari peristiwa itu adalah Amerika Serikat tidak mau berada di medan pertempuran di wilayah ini,” ujar seorang pejabat senior Perancis.

Kalimat “memimpin dari belakang” muncul saat intervensi NATO ke Libya pada 2011 ketika Washington mempersilahkan Perancis dan Inggris melakukan sebagian besar aksi militer.

Pembagian Tugas

Diplomat lain dan para pejabat AS mengatakan peran Perancis dan Jerman dalam perundingan antara Moskow dan Kiev, yang menghasilkan kesepakatan gencatan senjata di Ukraina timur, sudah cukup.

“Ini bukan masalah melepas tanggung jawab, ini adalah pembagian tugas yang alami,” ujar David O’Sullivan, dutabesar Uni Eropa untuk AS.

Akan tetapi, para pengamat masalah internasional mengatakan ada masalah-masalah lain yang terkena dampak negatif dari semakin kecil kepemimpinan AS.

Stephen Hadley, penasehat keamanan nasional untuk mantan Presiden Geoge W. Bush, mengatakan Rusia sangat ingin agar AS tidak ikut dalam meja perundingan gencatan senjata di Ukraina. Dia mencatat Eropa mempertimbangkan satu pendekatan baru untuk menciptakan perdamaian antara Israel dan Palestina dengan mendukung resolusi PBB bagi negara Palestina.

“Tentu saja yang membayanginya adalah persepsi tentang AS yang menarik diri dan mundur dari kepemimpinan di berbagai masalah dunia. Ini adalah persepsi yang dimiliki oleh mitra dan sekutu Arab kita di Timur Tengah, dan menurut saya juga menjadi persepsi di Eropa,” katanya.

“Persekutuan Kuat”

Gedung Putih membantah tuduhan, yang dikemukakan oleh pengkritik dari Partai Republik. Mereka menunjuk pada persatuan AS-Eropa dalam program nuklir Iran, perundingan perubahan iklim global, serangan terhadap ISIS dan sanksi untuk Rusia.

“Jika anda melihat prioritas kebijakan luar negeri penting presiden, semua didukung oleh mitra utama Eropa,” ujar Ben Rhodes, wakil penasehat keamanan nasional pemerintah Obam. “Menurut saya ini adalah era persekutuan kuat dengan Eropa.”

Persekutuan itu tidak tergambarkan dalam perasaan pro-Amerika di Jerman, tempat penyelenggaraan pertemuan puncak G7. Jerman masih marah dengan praktek mata-mata yang dilakukan oleh AS, satu isu yang berulangkali diajukan oleh Kanselir Angela Merkel kepada Obama.

Dalam upaya menciptakan suasana yang lebih positif, Obama dan Merkel akan tampil bersama di depan umum sebelum pertemuan puncak Minggu (7/6), dengan berjalan bersama di satu desa ekcil dan mengkonsumsi makanan setempat.

Amerika Serikat dengan terbuka mengatakan perlunya Eropa meningkatkan aksi militer dan baru-baru ini menekankan kembali pesan lama bahwa mitra NATO harus menambah anggaran militer masing-masing. (yns)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER