Athena, CNN Indonesia -- Perdana Menteri Yunani Alexis Tsipras menolak persyaratan “tidak masuk akal” dari usul bantuan yang diajukan para peminjam dan menunda pembayaran hutang kepada Dana Moneter Internasional, IMF.
Langkah Tsipras pada Jumat (5/6) ini memperpanjang kebuntuan yang mengancam mendorong Yunani gagal bayar hutang dan keluar dari zona euro.
Dalam pidato perlawanan yang bertujuan mendapatkan dukungan parlemen atas penolakan terhadap paket penghematan-untuk-bantuan itu, Tsipras mengemukakan kemarahan yang diiringi dengan keyakinan bahwa satu kesepakatan “semakin dekat untuk dicapai” agar negaranya tetap menjadi anggota zona mata uang bersama itu.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pesan yang saling bertolak belakang ini menggarisbawahi tekanan agar Tsipras segera menandatangani kesepakatan sebelum Athena kehabisan dana, sekaligus mencoba mengambil hati kelompok garis keras di partai sayap kirinya yang menentang persyaratan yang diminta para pemberi pinjaman.
Satu wakil menteri berhaluan ekstrim kiri mengisyaratkan pemilu dadakan untuk mengatasi masalah ini, yaitu mendapatkan dukungan masyarakat dalam mengambil keputusan sulit untuk mendapatkan pinjaman.
Namun pidato Tsipras tidak menyentuh masalah pemilu karena pidato itu hanya memusatkan perhatian pada serangan terhadap rencana bantuan yang diajukan oleh para pemberi pinjaman dari zona euro dan IMF.
“Pemerintah Yunani tidak bisa menerima usul tidak masuk akal,” ujar Tsipras di depan parlemen. “Saya ingin percaya bahwa usul ini adalah saat yang buruk bagi Eropa atau setidaknya taktik perundingan yang buruk, dan akan segera ditarik oleh pembuatnya,” katanya.
Dia berpidato di depan parlemen setelah Athena menunda pembayaran hutang sebesar 300 juta euro kepada IMF yang jatuh tempo pada Jumat. Ini adalah langkah yang sangat tidak biasa yang menggoncang pasar uang, dan membuat harga saham di Yunani turun lima persen, meskipun belum menjadi pertanda gagal bayar resmi.
Jajak pendapat yang diterbitkan pada Jumat memperlihatkan sekitar tiga dari empat warga Yunani ingin tetap berada di zona euro, semenetara lebih banyak warga yang menginginkan pemerintah menerima tawaran dari peminjam Eropa dan IMF.
Tetapi usul yang diajukan itu menyentuh begitu banyak “garis merah” yang dibuat oleh Tsipras, seperti menaikkan pajak, menswastakan aset-aset strategis dan mengurangi jaminan kesejahteraan bagi pensiunan yang miskin.
Tsipras malah meminta para pemberi pinjaman menerima usul Yunani yang akan mengubah reformasi buruh dan pensiun, dengan menyebutnya sebagai satu-satunya usul yang “paling realistis” saat ini.
Dia juga menolak menandatangani persetujuan atau kesepakatan penyelamatan yang tidak mengikutsertakan penghapusan hutang yang sejak lama dia minta.
Yunani harus menyepakati satu kesepakatan sebelum paket penyelamatan berakhir masa berlakunya pada akhir Juni, atau menghadapi gagal bayar sehingga membuat zona euro memasuki wilayah yang belum pernah disentuh dan membuka jalan bagi Yunani untuk keluar dari zona mata uang tunggal Eropa.
Tetapi Tsipras yang radikal, dan terpilih karena janji mengakhiri program penghematan, tetap bersikap melawan.
Tsipras mengatakan dia kaget karena setelah lima tahun penghematan, para pemberi pinjaman akan menuntut hal-hal seperti kesejahteraan ekcil bagi pensiunan kecil dan menerapkan kenaikan pajak listrik sebesar 10 persen.
Pemerintahnya mengatakan kebijakan penghematan yang berlebihan yang diterapkan oleh para pemberi pinjaman melalui paket penyelamatan telah memperburuk masa depresi yang paling buruk di jaman modern ini.
Dalam sikap yang tampaknya merupakan ancaman bahwa Yunani siap bergerak sepihak jika tuntutannya tidak dipenuhi, Tsipras mengatakan pemerintahnya akan mengundangkan pemulihan hak menawar bersama bagi para pekerja. Langkah ini ditentang oleh para kreditor.
Taktik BerundingPada Jumat, pemerintah Yunani memutuskan untuk menyatukan pembayaran hutang sebesar 1,6 miliar euro yang seharusnya dibayar pada IMF Juni ini, menjadi satu kali pembayaran pada akhir Juni dan tidak membayar hutang sebesar 300 euro yang jatuh tempo pada Jumat (5/6).
Ini adalah kali pertama dalam krisis selama lima tahun, Yunani menunda pembayaran hutang paket penyelamatan berjumlah total 240 miliar euro yang diberi oleh pemerintah-pemerintah zona euro, Bank Sentral Eropa dan IMF.
IMF sendiri mengatakan manuver itu tidak biasa tetapi diijinkan.
Wakil Menteri Jaminan Sosial Dimitris Stratoulis, dari partay Syriza yang berhaluan kiri, menegaskan keputusan itu adalah taktis berunding.
“Langkah pemerintah itu adalah satu pesan bahwa pemerintah ingin menunggu dan melihat sejauh mana (para pemberi pinjaman) bisa menerima, apakah mereka akan mundur dari paket bersifat menjajah yang tidak masuk akal dan tidak berperikemanusiaan yang diusulkan itu,” katanya.
(yns)