Jakarta, CNN Indonesia -- Setidaknya 15 ribu warga Irak selatan bergabung dengan kelompok milisi Syiah Hashd al-Shaabi untuk melawan kelompok militan ISIS.
Dilaporkan Sputnik, kelompok Hashd al-Shaabi, atau yang dikenal juga dengan Popular Mobilization Units, merupakan sebuah payung organisasi yang didukung oleh pemerintah Irak. Sebagian besar anggota organisasi ini adalah milisi Syiah. Jumlah anggota organisasi ini diperkirakan mencapai 100 ribu anggota.
"Setidaknya 15 ribu relawan dari Provinsi Dhi Qar dan ibu kota Nasiriyah telah bergabung dengan kelompok bersenjata Hashd al-Shaabi dan akan mengangkat senjata melawan Daesh," kata Naman Ibrahimi, perwakilan dari komite keamanan provinsi tersebut, Selasa (9/6). Daesh merupakan sebutan lain ISIS yang biasa digunakan negara-negara Timur Tengah.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sejak meluncurkan serangan dan aksi terorisme di Irak dan ISIS pada 2014 lalu, ISIS telah berhasil menguasai sejumlah kota dan fasilitas publik penting di kedua negara itu.
Di Suriah, ISIS berhasil merebut kota kuno Palmyra, yang memiliki banyak warisan sejarah Romawi.
Pada pertengahan Mei lalu, ISIS berhasi mengambil alih Ramadi, di Provinsi Anbar. Perebutan ini dianggap sebagai kemenangan terbesar ISIS serta kemunduran bagi militer Irak.
Milisi Syiah Hashd al-Shaabi berjuang bersama dengan tentara dan polisi Irak untuk memerangi ISIS. Kelompok ini ikut ambil bagian dalam perjuangan perebutan Kota Ramadi. Milisi ini juga dikerahkan di Baghdad untuk melindungi ibu kota Irak dari kemungkinan seranga ISIS.
Sementara di Libya, k
elompok militan ISIS mengklaim telah berhasil merebut sebuah pembangkit listrik yang terletak di sebelah barat Kota Sirte, kampung halaman Moammar Gaddafi.
Pembangkit listrik ini merupakan salah satu pembangkit yang penting, karena pasokan listrik di wilayah tengah dan barat Libya bergantung pada pembangkit listrik tersebut. (ama/ama)