Turki Kemungkinan Akan Gelar Pemilu Dadakan

Reuters | CNN Indonesia
Minggu, 14 Jun 2015 17:22 WIB
Presiden Turki mengatakan pemilu dadakan kemungkinan akan digelar jika partai AK dan partai oposisi terbesar gagal membentuk pemerintahan baru.
Presiden Turki Tayip Erdogan kemungkinan akan mengumumkan pemilu dadakan jika partai pemenang pemilu dan oposisi gagal membentuk pemerintah baru. (Reuters/Ints Kalnins )
Istanbul, CNN Indonesia -- Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengatakan pemilu dadakan “tak terhindari” jika Partai AK yang berkuasa dan partai oposisi terbesar gagal membentuk pemerintah dalam 45 hari.

Dalam kolom opini yang diterbitkan di edisi Minggu harian Milliyet, Erdogan mengatakan dia berencana untuk lebih dulu memberi satu mandat membentuk pemerintah kepada Partai AK yang memenangkan sekitar 41 persen suara dalam pemilu 7 Juni lalu.

Namun, suara yang diperoleh partai ini tidak membuat partai ini menjadi mayoritas di parlemen sehingga bisa membentuk pemerintah tanpa berkoalisi dengan partai lain.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

“Jika partai pememang pemilu tidak bisa mencapai ini (membentuk pemerintah) dan partai kedua terbesar di parlemen juga tidak bisa…Dalam kasus ini, pemilu harus diadakan kembali sesuai dengan UUD,” kata Erdogan kepada wartawan pada Sabtu (13/6).

“Saya tidak akan menyebutnya sebagai pemilu dadakan, tetapi pemilu ulang.”

Setelah parlemen dilantik bulan ini, Erdogan akan secara resmi memberi kekuasaan kepada Prtai AK untuk membentuk pemerintah. Jika gagal dilakukan dalam 45 hari, dia memiliki kekuasaan untuk mengadakan pemilihan umum.

“Membuat negara ini tanpa pemerintah tidak terbayangkan,” kata Erdogan. “Ketidakpastian harus segera diselesaikan agar investasi dan hubungan internasional negara ini tidak terganggu. Satu pemerintah harus segera dibentuk.”

Partai AK yang didirikan oleh Erdogan masih merupakan partai terbesar di Turki, tetapi dukungan terhadap partai ini turun hampir 50 persen dibandingkan pemilu 2011.

Banyak suara pemilih beralih ke partai Demokrasi Rakyat, HDP, yang pro Kurdi dan untuk pertama kali mendapat kursi di parlemen. serta ke Partai Gerakan Nasionalis, MHP, yang beraliran ekstrim kanan.

Hasil pemilu 7 Juni ini menggagalkan ambisi Erdogan mendirikan satu sistem presidensial dan mendapatkan kekuasaan lebih besar di negara anggota NATO itu.

Jika pemilu diulang, Partai AK akan kesulitan mendapatkan kembali suara warga Kurdi tetapi bisa berharap mencuri suara yang lari ke partai MHP yang sekarang menyesalkan kemungkinan satu pemerintah koalisi yang tidak stabil.

Satu jajak pendapat IPSOS yang dilakukan setelah hasil pemilu diumumkan memperlihatkan bahwa Partai AK akan mendapat suara 4 persen lebih besar jika pemilih mengetahui hasil pemilu itu terlebih dulu.

Erdogan juga mengatakan akan bertemu dengan pemimpin empat partai politik yang memiliki kursi di parlemen secepat mungkin.

“Saya ingin mengundang mereka secara terpisah dan mendengarkan pendapat mereka mengenai proses ini,” ujarnya.

“Saya kemungkinan akan memulai pertemuan itu sebelum parlemen dilantik, jadi bisa dimulai minggu depan.” (yns)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER