Jakarta, CNN Indonesia -- Mantan Gubernur Florida Jeb Bush resmi menyatakan dirinya ikut serta dalam pemilihan presiden Amerika Serikat pada Senin (15/6). Bush berjanji untuk memperbaiki Washington, dalam upayanya untuk keluar dari bayang-bayang ayah dan kakaknya yang sudah lebih dulu menjadi penghuni Gedung Putih.
Bush, 62, ingin dilihat sebagai pria mandiri, tak terpengaruh nama besar keluarganya, dan berharap menang sebagai nominasi dari Partai Republik yang sudah penuh sesak menjelang pemilu pada 2016 mendatang.
Dalam pidato pengumuman pencalonannya di Miami, ia menampilkan dirinya sebagai sosok anti-Washington dengan semangat ‘bisa’.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kami akan mengambil (alih) Washington—ibu kota statis dari negara yang dinamis ini—keluar dari bisnis yang menyebabkan masalah," kata dia. “Saya tahu kita bisa memperbaiki ini. Karena saya sudah melakukannya."
Bush membuat pengumuman di Miami-Dade College, sekolah dengan mahasiswa multikultural, untuk menekankan komitmen Bush memperluas daya tarik Partai Republik yang selama ini didominasi oleh kulit putih.
"Kami tidak perlu presiden lain yang selalu berada di posisi teratas di antara elit yang dimanjakan Washington. Kita perlu seorang presiden bersedia untuk menantang dan membangun seluruh budaya di ibu kota bangsa kita,” kata Bush.
Dalam pengumuman, tmpak hadir ibunya Barbara Bush, 90, dan ayahnya, mantan Presiden George H.W. Bush. Namun kakaknya George W. Bush, tidak hadir.
Warisan kakak Jeb tak begitu baik mengingat invasi 2003 di Irak dan krisis keuangan yang meletus menjelang akhir masa jabatannya.
Menjauhkan diri dari kakak dan ayahnya, tanpa mengkhianati keluarganya, akan menjadi rumit untuk Jeb Bush. Logo kampanye "Jeb!" adalah upayanya yang lain untuk tidak menggunakan nama keluarganya.
"Saya pikir rintangan terbesar adalah ia akan harus menjual dirinya sebagai dirinya sendiri, bukan saudaranya dan ayahnya," kata Fran Hancock, 64, dari Palm Beach, pendukung Bush pada Senin.
Pidato Bush sempat terganggu oleh demonstran pro-reformasi imigrasi dan ia menjawab, “presiden berikutnya akan meloloskan reformasi imigrasi yang berarti.”
Bush sempat memimpin dalam jajak pendapat pemilih Partai Republik ketika ia pertama kali berbicara soal Gedung Putih enam bulan lalu, namun posisinya sekarang sudah tak sama.
Kegagalan untuk berurusan dengan warisan keluarga Bush telah menjadi masalah bagi Jeb, yang sulit merespon ketika ditanya apakah ia akan menginvasi Irak seperti keluarganya terdahulu.
Pada Senin, Bush mengecam mantan Menteri Luar Negeri AS, Hillary Clinton, yang menjadi nominasi terdepan dari Partai Demokrat.
"Dengan kebijakan luar negeri mereka, tim Obama-Clinton-Kerry meninggalkan warisan krisis yang tak terlihat, kekerasan tanpa lawan, musuh yang tidak disebutkan namanya, teman yang tak dipertahankan, dan bubarnya aliansi,” kata Bush.
(stu)