Menlu RI: Soal Suap Suaka, Jawaban Australia Tak Jelas

Aulia Bintang Pratama | CNN Indonesia
Minggu, 21 Jun 2015 01:24 WIB
Tak ada penjelasan lugas dari Australia tentang tuduhan suap yang dilakukan negara itu terhadap ABK pembawa pencari suaka untuk beralih ke perairan Indonesia.
Menteri Luar Negeri RI Retno LP Marsudi mengungkapkan tak ada jawaban jelas dalam surat balasan Menlu Australia Julie Bishop. (CNN Indonesia/Adhi Wicaksono)
Jakarta, CNN Indonesia -- Pemerintah Australia akhirnya membalas surat yang dikirim Indonesia meminta jawabaan terkait tuduhan tentang Australia yang menyuap anak buah kapal (ABK) yang mencari suaka ke Australia agar pergi ke Indonesia.

Dalam surat balasan yang dikirim Menteri Luar Negeri Australia Julie Bishop itu tak ada penjelasan atas pertanyaan yang dikirimkan pemerintah Indonesia.

Hal itu diutarakan Menteri Luar Negeri RI Retno LP Marsudi. Bahkan, Retno menegaskan surat balasan dari Julie Bishop itu sama sekali tidak menjawab pertanyaan dari dirinya.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kita lihat isi surat tersebut dan tidak menjelaskan secara langsung pertanyaan saya masalah uang yang diberikan kepada kapal beserta kru kapalnya," ujar Retno saat ditemui di kawasan Senayan, Sabtu (20/6).

Retno mengatakan, Kemlu dibantu Polres Rote sudah melaksanakan investigasi terkait masalah pemberian uang tersebut. Hasil investigasi menemukan bahwa para tentara Australia memang telah memberi sejumlah uang tersebut kepada para ABK.

Tanpa jawaban jelas dari Bishop, Retno menyatakan indikasi tuduhan suap terhadap ABK yang dilakukan Negara Kanguru tersebut makin kencang.

"Berarti jangan salahkan kami jika kami berasumsi bahwa pemberian uang itu benar terjadi," ujar Retno. "Kita berpedoman pada hasil investigasi Polres Rote."

Tuduhan suap yang merebak sejak pekan lalu ini menyusul laporan dari Kapolres Rote, AKBP Hidayat, yang mengatakan enam awak kapal pencari suaka mengaku telah dibayar masing-masing US$5 ribu, atau sekitar Rp66 juta oleh pejabat Australia.

Para penyelundup diminta memutar kapal mereka ke Indonesia sehingga tidak memasuki perairan Australia.

Dugaan penyuapan juga menguat menyusul laporan juru bicara badan pengungsi PBB, James Lynch, pekan lalu yang menyatakan bahwa staf UNHCR telah mewawancarai 65 manusia perahu, "dan mereka menyatakan bahwa para awak kapal menerima pembayaran." (kid/kid)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER