Uni Eropa Perpanjang Sanksi untuk Rusia

Fadli Adzani | CNN Indonesia
Senin, 22 Jun 2015 18:58 WIB
Pertemuan Menteri Luar Negeri Uni Eropa menyetujui perpanjangan sanksi kepada Rusia atas pencaplokan Crimea dan separatisme di timur Ukraina.
Pertumpahan darah di timur Ukraina antara militer pemerintah dan kelompok separatis pro-Rusia tak juga usai hingga saat ini. (Reuters/Maksim Levin)
Jakarta, CNN Indonesia -- Pertemuan Menteri Luar Negeri Uni Eropa pada Senin (22/6) di Brusel, Belgia, menghasilkan persetujuan untuk memperpanjang sanksi kepada Rusia atas pencaplokan Crimea dan berbagai pemberontakan di wilayah timur Ukraina.

Sanksi mulai diberlakukan pada tahun lalu untuk menghukum Rusia atas pencaplokan yang dilakukan mereka terhadap semenanjung Crimea dan dukungan militer kepada kelompok separatis di wilayah timur Ukraina yang berbatasan dengan Rusia.

Rusia mengutuk sanksi yang diberikan oleh Barat dan menyebutnya sebagai hal yang "merusak." Sanksi tersebut terdiri dari pembekuan aset beberapa perusahaan dan individu Rusia serta larangan perjalanan terhadap pejabat tertentu.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sanksi tersebut mencerminkan perang antara Timur dan Barat atas masa depan dari Ukraina, dan perpecahan yang terjadi di Ukraina itu sendiri.

Terdapat dua etnis di Ukraina, yaitu etnis Rusia yang tidak ingin mempererat hubungan dengan Uni Eropa, dan etnis Ukraina yang ingin mempererat hubungan dengan Uni Eropa.

Ketegangan antar kedua negara dimulai saat mantan presiden Ukraina Viktor Yanukovych, memutuskan untuk tidak menandatangani perjanjian yang menjamin hubungan lebih erat dengan Uni Eropa seperti yang telah direncanakan sebelumnya.

Akan tetapi, ia memilih untuk berhubungan lebih dekat dengan Rusia.

Keputusan ini menyebabkan protes massal dan berujung pada pengusirannya dari pemerintahan Ukraina pada Februari 2014.

Namun, kejatuhan Yanukovych malah memprovokasi kebencian dan sentimen separatis di Crimea dan wilayah timur Ukraina.

Hal ini kemudian berujung pada aneksasi Crimea oleh Rusia dan pertumpahan darah di timur Ukraina yang tak juga usai hingga saat ini. (ama/ama)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER