Jakarta, CNN Indonesia -- Pemerintah Israel menarik video kartun yang mengejek reporter asing yang meliput perang yang terjadi selama musim panas lalu di Jalur Gaza. Meski demikian, Israel menekankan tidak meluncurkan permintaan maaf atas propaganda tersebut.
Dilaporkan The Independet, tayangan kartun yang dirilis oleh Kementerian Luar Negeri Israel itu menggambarkan jurnalis asing yang tengah meliput di Jalur Gaza. Reporter tersebut melaporkan, "Tidak ada teroris di sini, hanya orang biasa." Padahal, di belakang reporter itu terlihat seorang militan yang tengah menembakkan roket.
Kemudian, reporter tersebut meliput di sebuah terowongan yang digunakan Hamas sebagai jalur rahasia untuk menyerang Israel. Sang reporter menyatakan bahwa terowongan tersebut "upaya Hamas untuk membangun sistem kereta bawah tanah."
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menjelang akhir tayangan, narator tayangan itu kemudian meminta sang reporter untuk memakai kacamata, sembari berseru, "Mungkin sekarang Anda bisa melihat realitas kehidupan di bawah kekuasaan Hamas."
Video kartun itu merupakan bagian dari persiapan Israel untuk mengecam perilisan laporan PBB tentang perang antara Israel dan Hamas yang menewaskan lebih dari 2.100 warga Palestina, sebagian besar di antaranya adalah warga sipil. Sementara di pihak Israel, korban tewas berjumlah 72 orang, sebagian besar adalah tentara.
PBB: Hamas dan Israel Melakukan Kejahatan PerangLaporan PBB menyebutkan bahwa baik Israel maupun Hamas melakukan kejahatan perang. Sementara Israel mengklaim bahwa Hamas yang melakukan kejahatan tersebut dengan menembakkan roket membabi buta dan dari daerah sipil.
Namun, kartun tersebut menuai kritik dan kemarahan dari Asosiasi Pers Asing di Israel, dengan menyatakan bahwa mereka "terkejut dan khawatir" oleh video yang "menyesatkan dan dipahami dengan salah."
Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Israel, Emmanuel Nahshon, menyatakan kepada New York Times pekan lalu bahwa tayangan kartun tersebut merupakan "sebuah upaya untuk menyinggung secara halus beberapa wartawan yang memilih untuk tidak melihat kenyataan" di Jalur Gaza.
Meski demikian, Nahshon menyatakan bahwa video itu ditarik karena telah disalahpahami oleh banyak orang.
"Tujuannya adalah untuk menunjukkan cara Hamas beroperasi dan kejahatannya, tetapi kami tidak berniat untuk menyerang reporter asing," kata Nahshon.
Uri Dromi, yang menjabat sebagai direktur kantor pers pemerintah di bawah kepemimpinann mantan perdana menteri Yitzhak Rabin menyatakan, "Mereka seharusnya menyatakan 'Kami meminta maaf. Ini upaya yang bodoh', dan mencabut tayangan itu. Memberikan penjelasan atas tayangan itu hanya menekankan kesalahan mereka."
Meski pemerintah Israel telah menarik kartun tersebut, tayangan ini masih dapat ditonton ini di Youtube.
(ama/stu)