Telepon Disadap AS, Presiden Perancis Gelar Rapat Darurat

Denny Armandhanu | CNN Indonesia
Rabu, 24 Jun 2015 08:55 WIB
Bocoran WikiLeaks menunjukkan bahwa AS tidak pandang bulu dalam melakukan penyadapan, termasuk terhadap negara-negara sekutu mereka sendiri.
Bocoran WikiLeaks menunjukkan bahwa AS tidak pandang bulu dalam melakukan penyadapan, termasuk terhadap negara-negara sekutu mereka sendiri. (Reuters/Thibault Camus/Pool)
Paris, CNN Indonesia -- Presiden Perancis Francois Hollande akan menggelar rapat darurat untuk membicarakan bocoran dokumen WikiLeaks yang menyebutkan penyadapan terhadap tiga presiden negara itu oleh Badan Keamanan Nasional Amerika Serikat, NSA, dari tahun 2006 hingga 2012.

Diberitakan The Guardian, Selasa (23/6), Hollande memanggil para penasihat keamanannya untuk hadir dalam rapat darurat pada Rabu (24/6). Menurut dokumen WikiLeaks, NSA menyadap langsung telepon seluler Francois Hollande dan dua pendahulunya, Jacques Chirac dan Nicolas Sarkozy.

Dokumen yang dibocorkan WikiLeaks hanya berisi rangkuman percakapan hasil sadapan NSA. Namun hal ini menunjukkan bahwa AS tidak pandang bulu dalam melakukan penyadapan, termasuk terhadap negara-negara sekutu mereka sendiri. Selain tiga presiden, yang juga disadap adalah anggota parlemen dan duta besar Perancis untuk Amerika.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ada enam dokumen yang dipublikasi oleh dua media Perancis, Liberation dan Mediapart.

Dalam sebuah artikel yang ditulis bos WikiLeaks Julian Assange di Liberation, dikatakan bahwa dalam hal spionase tidak ada yang namanya kawan.

Mediapart mengatakan bahwa mereka merilis lima dokumen. Empat di antaranya ditandai 'G', untuk materi 'yang paling sensitif', sisanya ditandai 'NF', diduga karena tidak boleh dibagikan ke negara lain dalam keadaan apa pun. WikiLeaks berjanji akan merilis lebih banyak lagi dokumen di waktu dekat.

Kantor Hollande mengatakan bahwa rapat darurat diadakan untuk "mengevaluasi sifat" dari dokumen yang dibocorkan untuk kemudian mencoba "menarik kesimpulan yang bermanfaat."

Sementara itu mantan presiden Sarkozy melalui juru bicaranya mengatakan bahwa tindakan AS itu tidak bisa diterima, apalagi kedua negara adalah sekutu. Belum ada komentar dari Chirac.

Dalam proyek bernama "Espionnage Elysee", NSA mengumpulkan nomor telepon para petinggi pemerintah Perancis, termasuk nomor langsung presiden. Bocoran WikiLeaks juga mencakup rangkuman percakapan hasil sadapan, di antaranya soal krisis finansial global, masa depan Uni Eropa dan ihwal spionase AS terhadap Perancis.

Termasuk dalam dokumen WikiLeaks, sadapan percakapan antara pemimpin Perancis dengan beberapa pejabat dan diplomat asing soal masalah-masalah penting. Salah satunya membahas soal krisis utang Yunani dan hubungan pemerintahan Holande dan Angela Merkel di Jerman.

Juru bicara Dewan Keamanan Nasional, Ned Price, menolak mengomentari penyadapan tersebut.

"Kami tidak akan berkomentar soal tuduhan intelijen yang spesifik. Secara umum, kami tidak melakukan aktivitas pengawasan intelijen asing kecuali demi keamanan nasional dan alasan spesifik. Hal ini berlaku untuk rakyat biasa dan pemimpin dunia," kata Price. (den/stu)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER