Resep Masakan Arab Picu Reaksi Anti-Islam di Perancis

Denny Armandhanu | CNN Indonesia
Kamis, 25 Jun 2015 12:48 WIB
Ini adalah bukti Islamofobia yang kian marak di negara. Sentimen anti-Islam di Perancis meningkat 500 persen dibanding periode yang sama tahun 2011.
Situs kuliner Marmiton mengucapkan "Selamat Ramadan" dan memajang resep makanan yang disebut pas di bulan suci, dan mengundang reaksi keras dari netizen. (Ilustrasi/Thinkstock)
Paris, CNN Indonesia -- Sebuah situs kuliner di Perancis dikecam dan dihujani komentar rasis lantaran memasang resep makanan Timur Tengah bagi umat Muslim di bulan Ramadan. Peristiwa ini kiranya membuktikan Islamofobia yang kian marak di negara itu.

Diberitakan International Business Times pekan ini, peristiwa bermula saat situs makanan Perancis, Marmiton, mengucapkan "Selamat Ramadan" dan memajang cara memasak couscouc domba dan ayam tajine, disebut sebagai menu yang pas di bulan suci.

Hasilnya, akun Facebook Marmiton dihujani lebih dari 1.450 komentar memperdebatkan resep  yang dinilai Islami itu.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Selamat Ramadan untuk 'SEMUA'????????????????" tulis pengguna Facebook, Anne Piraux, menggunakan total 16 tanda tanya.

"Saya bukan Muslim dan saya tidak tertarik menjadi Muslim," kata dia lagi, diikuti dengan enam tanda seru.

Netizen lainnya menyerang Marmiton karena pilihan menu mereka yang dinilai terlalu "Islami". Seorang pengguna Facebook menyebutkan makanan khas Perancis, beberapa mengandung babi.

"Jayalah cassoulet, sauerkraut, cutlet babi, ham dan saucisson,” tulis pemilik akun Cyril Richard.

Pengguna Facebook lainnya mengecam Marmiton karena tidak menyajikan resep asal negara lain, seperti tapas, pizza atau chow mein.

"Mereka fasis bahkan di atas piring--memalukan!" tulis pengguna akun lainnya Dav Du Bled.

Tidak semua komentar mengecam, beberapa di antaranya membela Marmiton. "Di Perancis, bahkan resep bisa memicu reaksi Islamofobia," tulis sebuah komentar.

"Keadaan yang menyedihkan bagi Perancis saat ini: Situs memasak Perancis dihujani kebencian setelah mengucapkan selamat Ramadan/memajang resep," tulis seorang pengguna Twitter.

Pemilik situs tersebut, Christophe Duhamel, menolak mencabut kembali ucapan mereka dan menarik resep itu. Dia mengatakan bahwa mereka hanya membicarakan masalah memasak, dan tidak tertarik membahas hal lain.

"Selama 16 tahun kami hadir, kami mencakup semua acara besar, keagamaan atau tidak, sebagai kesempatan menemukan resep baru. Agama kami adalah berbagi, penjelajahan dan keterbukaan, singkatnya, semua yang berhubungan dengan masakan," ujar Duhamel.

Peristiwa ini menjadi sebuah gambaran Islamofobia yang dialami oleh enam juta umat Islam di negara itu, terlebih sejak serangan teroris di Paris Januari lalu.

Lembaga pemerhati kekerasan terhadap Muslim, The National Observatory Against Islamophobia mengatakan bahwa 100 insiden terhadap umat Islam terhjadi sejak penembakan di kantor Charlie Hebdo pada Januari lalu.

Menurut lembaga ini, Islamofobia di Perancis meningkat 500 persen dibanding periode yang sama tahun 2011. (stu)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER