Norfolk, CNN Indonesia -- Seorang wisatawan asal Inggris mengaku melihat sekelompok orang yang berperilaku 'janggal' sesaat sebelum insiden penembakan massal di pantai Tunisia terjadi.
Lee Inwood dan istrinya, Angela, sempat menginap di RIU Bellevue, salah satu hotel yang menjadi target serangan penembakan membabi buta 26 Juni lalu. Sekarang, keduanya sudah kembali ke rumah mereka di Ashill, Norfolk, Inggris timur.
Inwood mengatakan ketika gambar pelaku penembakan di Tunisia, Seifeddine Rezgui, muncul di pemberitaan media massa, istrinya langsung mengenali pria tersebut.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Angela mengaku sempat berpapasan dengan Rezgui dan melihatnya bersama dengan sekelompok orang di pantai.
Saat itu, Angela yang sedang berjalan di pantai tiba-tiba tersandung oleh sekop plastik mainan anak-anak. Di situ ia menyadari keberadaan Rezgui dan 'teman-temannya'.
Menurut Inwood, istrinya dapat mengingat Rezgui lantaran rupanya. "Ia (Rezgui) agak menonjol," ujar Inwood.
Lebih lanjut Inwood menuturkan bahwa saat ini istrinya cukup trauma mengetahui kenyataan tentang Rezgui dan insiden penembakan tersebut. "Keadaannya buruk, benar-benar buruk," ujarnya.
Berdasarkan keterangan Inwood, kelompok yang bersama dengan Rezgui kemungkinan adalah warga lokal berusia 20-an. Mereka berjalan-jalan di sekitar hotel sembari berfoto dengan anak-anak kecil tanpa izin.
Selain itu, mereka juga memfoto wisatawan yang sedang duduk santai di kursi berjemur. "Begitu melihat mereka berada di sana, saya berpikir, 'mereka aneh'," ujar Inwood.
Dan ketika mereka benar-benar memfoto, saya berpikir kembali, "mereka benar-benar aneh. Rasanya ada yang salah."
Inwood mengaku telah melaporkan hal tersebut kepada staf hotel, namun tampaknya pihak hotel tak mengindahkan laporan tersebut.
Hingga kini tim penyidik kepolisian Tunisia masih mencari orang-orang yang diduga terlibat dalam insiden penembakan yang menewaskan 39 wisatawan, 30 di antaranya asal Inggris. Polisi menilai bahwa mereka memiliki informasi penting terkait Rezgui dan latar belakang insiden ini.
Sebelumnya, pemerintah Tunisia meyakini bahwa Rezgui tidak bekerja sendiri dalam melancarkan serangan ini dan menduga bahwa ia mendapat bantuan, meski tidak secara langsung.
"Insiden tersebut sama sekali tidak seperti serangan yang dilakukan oleh individu," ujar Inwood.
(stu)