Jakarta, CNN Indonesia -- Sebanyak enam gereja khusus jemaah Afrika-Amerika di lima negara bagian Amerika Serikat hangus terbakar, setelah insiden penembakan di gereja Charleston, yang terjadi pada pertengahan Juni, dan menewaskan sembilan orang.
Dilaporkan RT, terdapat dugaan bahwa tiga dari enam gereja tersebut sengaja dibakar. Hingga kini, polisi masih menyelidiki apakah berbagai kasus pembakaran tersebut merupakan kejahatan yang berlandaskan kebencian.
Sejumlah gereja kulit hitam di Tennessee, Carolina Utara dan Selatan, Florida dan Georgia rusak atau hancur terbakar sejak Senin (22/6) lalu. Dalam dua kasus, kebakaran tersebut diduga terjadi kecelakaan, tiga kasus lainnya diduga sebagai kasus pembakaran sengaja, sedangkan satu kasus terakhir sedang diselidiki penyebabnya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Berbagai Kasus kebakaran tersebut menarik kecurigaan, karena tak berselang lama dari insiden Charleston yang menewaskan sembilan orang jemaah gereja kulit hitam. Pelaku penembakan di Charleston, Dylann Roof, 21, mengaku kepada polisi bahwa ia ingin memulai 'perang suku'.
Pembakaran dengan SengajaTerbakarnya gereja di Tennessee, Georgia, dan Carolina Utara diduga merupakan pembakaran dengan sengaja. Salah satu contoh adalah Gereja College Hills Seventh Day Adventist di Knoxville, Tennessee, hangus terbakar pada Senin lalu.
Juru Bicara Departemen Pemadam Kebakaran D.J. Corcoran menyatakan bahwa terdapat sebuah tas berisikan kotoran dan jerami yang dibakar di luar pintu gereja/ Api kemudian merusak gereja itu. Salah satu mobil van jemaat juga ikut hancur di tempat parkir.
"Sangat menyedihkan jika seseorang berpikiran untuk merusak sebuah gereja yang mencoba untuk menolong banyak orang," kata Pastur Cleveland Hobdy III.
Kemudian, pada Selasa (23/6) lalu, kasus kebakaran juga menimpa Gereja God's Power Church of Christ di Macon, Georgia. Menurut petugas keamanan setempat, kebakaran tersebut diduga disengaja. Mereka mengkonfirmasi bahwa Biro Federal Alkohol, Tembakau, Senjata Api dan Bahan Peledak (ATF) dipanggil ke tempat kejadian perkara untuk menyelidiki kasus tersebut.
Namun, menurut Kepala Polisi Daerah Macon-Bibb Ben Gleaton, tidak ada indikasi kebencian di dalam peristiwa pembakaran ini. "Kami tidak melihat apa-apa yang saat ini yang merujuk ke faktor kebencian," kata Ben.
Menurut laporan polisi, gereja tersebut sudah menjadi target para pencuri dalam beberapa pekan terakhir. Mereka juga melaporkan bahwa gereja tersebut kehilangan alat pendingin ruangan dan peralatan suara.
Selain itu, pada Rabu (24/6) malam, Gereja Briar Creek Road Baptist di Charlotte, Carolina Utara juga habis terbakar. Pemadam kebakaran setempat berhasil menghentikan kobaran api yang disinyalir telah mengakibatkan kerugian sebesar US$250 ribu, atau Rp3,3 miliar. Api merusak tempat beribadah dan ruang olahraga untuk anak-anak.
"Kita telah menyelesaikan tugas kita, dan kita yakin bahwa kebakaran ini sengaja diatur," kata Investigator Departemen Pemadam Kebakaran Charlotte David Williams.
"Para investigator kita tidak menemukan bukti langsung yang dapat membuktikan bahwa kejahatan ini dilandasi oleh kebencian," kata Juru Bicara Departemen Pemadam Kebakaran Charlotte Cynthia Robbins Shah-Khan kepada Southern Poverty Law Center (SPLC).
Sementara, belum ada konklusi yang jelas terkait api yang membakar Gereja Glover Grove Missionary Baptist di Warrenville, Carolina Selatan. Menurut Kepala Polisi Daerah Aiken Eric Abdullah, keberadaan dari ATF dan FBI seharusnya tidak dianggap sebagai bukti kecurangan.
"Kita cuma mau mereka membantu kita, karena investigasi terhadap kebakaran itu tidaklah mudah," kata Abdullah.
Gereja yang berumur 130 tahun tersebut mempunyai 35 anggota aktif yang telah berada di tempat itu selama 30 tahun. Menurut Pastur Reverend Bobby Jones, gedung lama gereja tersebut disinyalir telah hilang karena kasus kebakaran dan isu terhadap vandalisme.
Petir dan Kabel ListrikLaporan awal menunjukkan bahwa kebakaran yang menghancurkan Gereja Fruitland Presbyterian, Tennessee, pada Rabu (24/6) lalu, disebabkan oleh sambaran petir.
"Kita ingin 100 persen yakin bahwa kebakaran ini adalah sebuah kecelakaan, bukan disengaja," kata Kepala Pemadam Kebakaran Gibson Bryan Cathey.
Pada Jumat (26/6), sebuah dahan pohon jatuh ke sebuah kabel listrik di dekat Gereja Greater Miracle Apostolic Holiness di Tallahassee, Florida, yang menyebabkan api listrik. Gereja tersebut hancur dan kerugiannya mencapai US$170 ribu, atau setara dengan Rp2,2 miliar.
Menurut statistik yang dikumpulkan oleh Huffington Post, gereja kulit hitam di Amerika Serikat sudah menjadi target pembakaran secara sengaja selama beberapa dekade.
Setelah lonjakan serangan meningkat selama tahun 1995 dan 1996, ketika 30 gereja kulit hitam terbakar dalam kurun waktu 18 bulan, pemerintahan Clinton pada saat itu memberikan wewenang yang lebih besar kepada penyelidik federal dalam masalah pencegahan kebakaran untuk mencegah masalah serupa terjadi serta meningkatkan hukuman yang setimpal bagi pelaku.
(ama/ama)