Jakarta, CNN Indonesia -- Salah satu dari dua tahanan yang kabur dari penjara dengan keamanan tingkat tinggi di New York tiga pekan lalu tewas ditembak mati aparat keamanan pada Jumat (26/6). Satu buron penjara lainnya melarikan diri ke dekat perbatasan Kanada dan masih dicari polisi.
Richard Matt, 49, terpidana kasus pembunuhan, tewas ditembak petugas Patroli Perbatasan AS setelah dia terlihat di daerah berhutan di Kota Malone, menurut keterangan dari Kepolisian Negara New York.
(
Baca juga: Dua Napi Kabur dari Penjara Bak Film 'Shawshank Redemption')
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sementara rekan Matt yang turut kabur dari penjara, David Sweat, 35, merupakan seorang terpidana kasus pembunuhan seorang wakil sheriff.
"Anda tidak pernah ingin menghilangkan nyawa seseroang, namun perlu saya ingatkan bahwa Matt adalah seorang pembunuh yang melarikan diri dari sebuah penjara negara. Matt setidaknya menewaskan dua orang yang kami kenal," kata Gubernur New York, Andrew Cuomo, dikutip dari Reuters, Jumat (25/6).
Pihak berwenang mengatakan mereka tidak memiliki bukti untuk mengkonfirmasi keberadaan buronan kedua, namun meyakini bahwa Sweat tengah bersama Matt ketika Matt berhasil ditembak mati. Polisi menyakini Sweat masih berada di sekitar daerah tersebut.
Kota Malone terletak 43km sebelah barat laut dari Fasilitas Pemasyarakatan Clinton di Dannemora, penjara yang menahan Matt dan Sweat sebelumnya. Kedua napi ini berhasil kabur pada 6 Juni dengan cara yang dramatis, yaitu dengan membuat lubang di tembok bagian belakang dengan menggali semalam suntuk.
Matt dan Sweat yang ditempatkan di sel yang bersebelahan, kemudian membuat satu anjungan, dan mempergunakan alat bor listrik untuk membuat lubang di tembok metal dan pipa pemanas. Akhirnya mereka berhasil menembus bagian dalam terowongan di bagian dalam penjara dan keluar melalui penutup lubang di jalanan.
Sebanyak 1.100 aparat penegak hukum terlibat dalam upaya pencarian kedua napi. Aparat dilengkapi dengan lampu sorot, dan berkumpul di sekitar wilayah yang diyakini menjadi tempat pelarian Sweat dan berencana untuk mencarinya semalam suntuk.
Polisi mulai memfokus pencarian di wilayah Malone, tepat di sebelah selatan perbatasan Kanada, ketika dua napi dilaporkan bersembunyi di sebuah kabin di tengah hutan pada pekan ini. pengawas Kepolisian New York, Joseph D'Amico, menyatakan polisi juga menemukan sejumlah barang yang diyakini digunakan oleh Matt.
Ketika polisi mengepung kabin tersebut, Matt ditemukan di tengah hutan. Polisi memperingatkannya untuk menjatuhkan senapan yang dia memegang.
Namun Matt tak mengindahkan serun ini, sehingga agen Patroli Perbatasan melepaskan tembakan yang membunuhnya, meskipun Matt tidak melepaskan tembakan lebih dulu. Terkait hal ini, polisi enggan memberikan rincian.
Terdapat dua staf penjara yang dituduh membantu para napi kabur. Salah satunya adalah yaitu Gene Palmer, 57, seorang petugas yang telah bekerja selama 27 tahun. Palmer kini diberhentikan dari pekerjaannya tanpa menerima bayaran.
Palmer dituduh memberikan pisau gergaji besi dan sebuah obeng kepada para napi ini dengan menyembunyikannya di dalam daging hamburger beku yang disediakan oleh Joyce Mitchell, 51, seorang supervisor pelatihan di toko penjahit penjara. Dia juga didakwa sehubungan kasus ini.
Palmer juga diduga membiarkan para napi ini menyelinap di balik dinding sel mereka ke agar dapat menyembunyikan barang selundupan dan mengubah kabel listrik sehingga mereka bisa memasak di sel mereka, menurut dokumen pengadilan.
Matt dijatuhi hukuman 25 tahun hingga seumur hidup, atas kasus penyiksaan, pembunuhan dan pemotongan tubuh bosnya di Tonawanda, New York, pada 1997 lalu.
Sweat menjalani hukuman seumur hidup setelah dinyatakan bersalah atas penembakan wakil sheriff Broome County pada 4 Juli 2002.
Segera setelah melarikan diri, perburuan keduanya berpusat pada area timur dari Dannemora sepanjang pantai Danau Champlain. Akhir pekan lalu, pencarian bergeser ke Tier, di sebelah selatan New York yang berbatasan dengan Pennsylvania.
(ama/ama)