Jakarta, CNN Indonesia -- Para guru di Cardiff, Inggris, akan ikut serta melakukan ibadah puasa seperti siswa-siswa Muslim mereka di bulan Ramadan ini. Mereka berharap dapat mengumpulkan 500 euro yang nantinya akan disumbangkan ke Cardiff Foodbank.
Dilaporkan media lokal, Wales Online, terdapat tiga guru yang mengajar di Celctic English Academy, bernama Andrew Bodgin, Jon Letson dan Jennifer John yang menyatakan akan menahan haus dan lapar selama 19 jam pada tanggal 3 Juli mendatang untuk meningkatkan kesadaran akan agama Islam dan untuk membantu masyarakat setempat.
Ketiga guru ini tersentuh untuk ikut berpuasa selama satu hari setelah mendengar berita bahwa Masjid Dar Ul-Isra di Cardiff ingin memberi makan kepada 400 orang, termasuk tunawisma, setiap malam sampai bulan Ramadan berakhir.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Para guru ini juga ingin menunjukkan dukungan kepada murid mereka yang memeluk agama Islam yang berpuasa selama 30 hari penuh. Rencananya, ketiga guru ini akan berpuasa bersama dengan Direktur Pemasaran Sekolah mereka, Shoko Morimoto.
Bergabung dengan siswa muslimSetelah tidak makan dan minum sejak jam 3 pagi, para guru tersebut akan mengunjungi Masjid Dar Ul-Isra pada pukul 9.30, ketika mathari terbenam. Mereka akan membagikan bermacam-macam makanan yang menandakan berakhirnya puasa pada hari itu.
Bogdin, salah satu guru yang ikut berpuasa, menyatakan bahwa mereka melakukan hal tersebut untuk dapat berhubungan lebih dekat dengan murid mereka yang beragama Islam, serta mengumpulkan uang yang nantinya akan diberikan kepada mereka yang kurang mampu.
"Banyak dari siswa internasional kami adalah umat muslim. Dengan ikut berpuasa, kami berharap dapat menunjukan solidaritas kepada mereka dan juga kepada komunitas lokal kami," ujar Bodgin.
Dia juga menambahkan bahwa banyak dari murid internasional mereka berasal dari Timur Tengah. Namun, mereka tetap semangat untuk belajar walaupun sedang berpuasa. Oleh karena itu, para guru ini berkeinginan untuk menunjukan rasa empati kepada mereka dan turut serta melaksanakan puasa.
Selain itu, langkah ini juga dilakukan sebagai upaya untuk menghilangkan tuduhan-tuduhan yang sering dilontarkan ke kaum muslim disana.
"Saya mau menunjukkan bahwa umat Muslim dan budaya mereka tidak perlu ditakuti. Lebih dekat kita dengan mereka dan budaya mereka, maka hal itu akan menjadi lebih baik," tutur Bodgin.
Tahun yang sulit untuk berpuasaBodgin, 33, mengaku akan susah baginya untuk tidak makan dan minum selama 19 jam.
"Saya akan rindu kue Perancis saya dari Toko Roti Allen Bakery di Roath. Saya akan merindukan kue dan kopi yang ada di ruang staf guru. Tapi aku yakin bisa menjalankannya selama satu hari," ujar Bodgin.
Dia telah memilih tahun yang sulit untuk melaksanakan puasa. Pasalnya, tahun ini bulan Ramadhan jatuh di tengah musim panas, yang berarti siang hari menjadi sangat lama disana.
Berbagi makananTanggal 3 Juli 2015 yang bertepatan dengan hari Jumat, adalah satu dari tiga malam di mana Masjid Dar Ul-Isra membolehkan siapapun untuk masuk dan menyantap makanan ketika berbuka puasa. Hal serupa akan terjadi pada Jumat tanggal 26 dan 19 Juli.
Masjid yang terletak di Jalan Wyeverne, Cathays, akan memberikan makanan kepada 400 orang, termasuk tunawisma, setiap hari selama bulan Ramadan dari tanggal 30 Juni sampai 30 Juli tahun ini.
Menurut Manajer Masjid Dar Ul-Isra Mohammed Alamgir Ahmed, mengatakan mesjid tersebut mempunyai sebuah dapur dan beberapa jemaah nya adalah koki yang terlatih.
(ama/ama)