Jakarta, CNN Indonesia -- Masyarakat Turki yang memprotes perlakuan pemerintah China terhadap kaum Muslim Uighur, menyerang sebuah kelompok turis Korea di jantung kota Istanbul pada Sabtu (4/7). Mereka kira turis Korea tersebut adalah wisatawan asal China.
Ratusan pengunjuk rasa yang marah berbaris menuju Istana Topkapi, terletak di tepi Selat Bosphorus, menyerukan solidaritas terhadap umat Muslim Uighur, yang telah lama mengeluhkan diskriminasi dan penindasan agama di bawah pemerintahan China.
(
Baca juga: Turki Terima Ratusan Warga Uighur, China Meradang)
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tak beberapa lama berselang, mereka melakukan serangan terhadap beberapa warga negara Korea yang berada di luar Istana Topkapi. Istana ini memang kerap dikunjungi oleh ribuan turis setiap harinya.
Beruntung, para turis Korea diselamatkan oleh polisi anti huru-hara, yang menyemprotkan gas air mata kepada para pengunjuk rasa, yang tergabung dalam Grey Wolves, sebuah kelompok yang berafiliasi dengan Partai Gerakan Nasionalis, atau MHP di Turki.
Video rekaman yang ditampilkan oleh kantor berita Dogan, menunjukkan seorang turis Korea terlihat bingung akan serangan tersebut. "Saya bukan orang China, saya orang Korea," kata wisatawan yang enggan disebutkan namanya itu, dikutip dari Al-Arabiya, Senin (6/7).
Insiden ini terjadi di tengah kecamuk perselisihan antara Ankara dan Beijing, terkait berbagai laporan media Turki tentang pelarangan ibadah berpuasa Ramadan kepada Muslim Uighur.
(
Baca juga: China Paksa PNS Xinjiang Bersumpah Tidak Puasa Ramadan)
Pekan ini, Turki memanggil duta besar China untuk menyampaikan keprihatinannya atas laporan tersebut. Mendengar hal ini, Beijing membantah tuduhan tersebut dan menuntut Turki harus memperjelas pernyataan tersebut.
Sebelumnya, sebanyak 173 warga Uighur tiba di Turki dari Thailand pada Selasa (29/6). Terkait hal ini Beijing kemudian menyatakan ketidaksenangannya dengan Turki karena telah menerima Muslim Uighur.
Selama pekan lalu, ratusan nasionalis Turki meluncurkan aksi protes terhadap diskriminasi yang dilakukan China terhadap umat Muslim Uighur yang sebagaian besar bertempat tinggal di Xinjiang.
Selain aksi protes, warga Turki menyerang sebuah restoran masakan China terkenal di Istanbul pada Rabu (30/6) dengan memecahkan jendela restoran tersebut. Padahal, pemilik restoran tersebut merupakan orang Turki, dan salah satu kokinya adalah orang Muslim Uighur.
(
Baca juga: Protes Soal Etnis Uighur, Restoran China di Turki Diserang)
Turki adalah negara dengan mayoritas penduduk Muslim. Mereka memiliki kemiripan dengan Uighur dalam segi bahasa dan agama.
(ama/ama)