Jakarta, CNN Indonesia -- Pusat Pengembangan Makanan (FDC) dari Otoritas Pangan Nasional (NFA) tengah menyelidiki dugaan penjualan beras sintetis atau beras plastik di Kota Davao. Penyelidikan tersebut dilakukan karena FDC menerima lebih dari 20 keluhan dari berbagai daerah di Filipina.
Dilaporkan Asia One, warga Filipina mengeluhkan dugaan beras palsu yang mencampurkan beras asli dengan beras plastik. Langkah penyelidikan segera dilakukan dengan mengusut rantai pengiriman beras yang disinyalir dapat menyebabkan masalah kesehatan yang serius.
(
Baca juga: Filipina Konfirmasi Adanya Kasus MERS Kedua)
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Seperti di Indonesia, nasi merupakan makanan pokok warga Filipina. Oleh karenanya, beras tidak hanya menjadi sumber makanan utama, dan namun juga menjadi komoditas politik. Pasalnya, terdapat berbagai laporan beras diselundupkan dari China. Pihak berwenang Filipina didesak untuk segera memastikan dugaan tersebut.
Dugaan penjualan beras plastik diperkirakan akan diangkat pada sidang komite Senat urusan makanan dan pertanian pada pekan ini.
Menurut FDC, sampel beras yang diambil dari Kota Davao ditemukan "terkontaminasi dengan dibuthyl phthalate atau DBP, bahan baku pembuatan produk plastik fleksibel." DBP biasanya digunakan dalam pembuatan berbagai produk, termasuk plastik untuk membungkus makanan dan kotak makan siang.
Meskipun demikian, sampel tersebut tidak cukup membuktikan dugaan penjualan beras plastik di negara ini. NFA menilai diperlukan tes dengan sampel yang lebih banyak sehingga kesimpulan ilmiah yang valid dapat tercapai.
Presiden Filipina Benigno Aquino memerintahkan Departemen Dalam Negeri dan Daerah serta Departemen Kehakiman untuk menyelidiki masalah ini. (
Baca juga: Keracunan Permen Karet, 100 Anak Filipina Dilarikan ke RS)
"Kami berharap Kepolisian Nasional Filipina dan Biro Investigasi Nasional bergerak cepat, yaitu mengisolasi sumber beras diduga sintetis, menentukan daerah mana yang telah menjual beras plastik, dan segera mendapatkan sampel yang cukup untuk pengujian laboratorium," bunyi editorial Asia One, Selasa (7/7).
Meski demikian, pemerintah Filipina tak mau tergesa-gesa dalam menyimpulkan fenomena ini. Mantan senator Francis Pangilinan, yang kini menjadi asisten presiden untuk urusan keamanan pangan dan modernisasi pertanian, menyatakan bahwa "menurut informasi yang saya terima, seseorang akan mengalami masalah kesehatan serius jika setiap hari dia menelan DBP selama setidaknya tiga bulan."
Meskipun memiliki jangka waktu cukup lama sebelum menimbulkan masalah kesehatan, beras plastik di Filipina tentu saja memberikan rasa cemas bagi warga. Pemerintah Filipina diminta untuk sesegera mungkin mengusut siapa yang mengirimkan beras tersebut ke Filipina, dan berapa banyak beras yang telah terjual di seluruh penjuru Filipina.
Pada Mei lalu, isu beredarnya beras plastik di pasaran juga menggemparkan Indonesia. (
Baca: Beras Plastik Tebruat dari Bahan Kabel, Keramik dan Paralon)
(ama/stu)