Jakarta, CNN Indonesia -- Aktris serial televisi tahun 1990an, Baywatch, Pamela Anderson menulis sebuah surat terbuka kepada Presiden Rusia, Vladimir Putin, dan mendesaknya memblokir jalur perdagangan 1.700 ton daging paus sirip menuju Jepang yang melalui perairan Rusia.
Dilaporkan RT News, dalam surat itu Anderson menulis bahwa dia dan Putin memiliki "rasa simpati terhadap hewan dan rasa hormat yang besar terhadap alam." Oleh karena itu, Putin harus berupaya memblokir kapal kargo Winter Bay yang terdaftar di St. Kitt, yang berlayar dari Islandia melalui jalur timur laut menuju Jepang.
Menurut lembaga konservasi Sea Shepherd, perairan Rusia diduga menjadi satu-satunya jalur untuk mengirimkan daging paus ke Jepang. Kapal Winter Bay diperkirakan tidak akan melewati Terusan Suez atau Kanal Panama karena undang-undang internasional dan pembatasan logistik melarang jalur ini dijadikan jalur perdagangan daging ikan paus.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Anderson menilai menulis surat kepada Putin merupakan harapan terakhir untuk menghentikan kapal yang saat ini berlabuh di Norwegia dan menunggu izin untuk melewatu rute Arktik.
"Presiden Putin, Anda dapat menghentikan transit ilegal ini dengan melarang kapal ini membawa daging ikan paus sirip yang terancam punah melalui perairan Rusia menuju Jepang," tulis Anderson.
Pekan lalu, kelompok aktivis pemerhati hewan dan lingkungan, Avaaz, meluncurkan petisi untuk meminta Perdana Menteri Pulau St Kitts & Nevis di Karibia, Timotius Harris, mencegah pelayaran kapal tersebut. Sejauh ini, petisi tersebut mengumpulkan hampir 1 juta tanda tangan.
Meskipun mendapat dukungan besar, Anderson menaruh harapan besar agar Putin segera bertindak atas masalah ini. "Keputusan Anda dapat mengakhiri pembantaian paus yang terancam punah oleh Islandia," tulis sang aktris.
Pada 1986, Komisi Penangkapan Ikan Paus Internasional, atau IWC, memperkenalkan moratorium penangkapan ikan paus komersial dalam rangka meningkatkan populasi ikan paus di lautan.
Namun berbagai negara pro-penangkapan ikan paus, seperti Norwegia, Greenland dan Islandia, masih terus memburu ikan paus dengan alasan daging paus memainkan peran penting dalam pemenuhan gizi dan budaya penduduk asli.
Berburu ikan paus diizinkan melalui Izin Penangkapan Ikan Paus Khusus. Namun, soal penetapan besaran hasil tangkapan diatur oleh masing-masing negara, bukan IWC.
"Paus ini dibunuh secara ilegal melanggar moratorium yang ditetapkan Komisi Paus Internasional terkait komersialiasai paus. Membunuh ikan paus sirip adalah ilegal, begitu juga dengan perdagangan spesies yang langka," tulis Anderson.
Di Islandia, perusahaan Hvalur Hf yang memasok daging melalui kapal kargo Winter Bay, diperbolehkan memburu ikan paus dengan jumlah yang sangat terbatas. Per tahun, hanya 30 ikan paus minke dan sembilan paus sirip yang boleh diburu. Jumlah ini tergolong sedikit jika dibandingkan dengan total perdagangan daging ikan paus di sekitar pantai Islandia.
ICW memperkirakan saat ini terdapat 43.600 paus minke dan 25.800 paus sirip di perairan pantai Islandia.
Di Jepang, perburuan ikan paus untuk penelitian terus dilanjutkan meskipun Pengadilan Internasional mendesak Tokyo untuk menghentikan program tersebut pada Maret 2014. Diperkirakan, sebanyak 10 ribu paus minke tewas di Antartika oleh kapal-kapal Jepang pada periode antara tahun 1987 hingga 2014, di bawah undang-undang khusus IWC yang membolehkan penangkapan paus untuk penelitian.
Jepang tengah mencoba meyakinkan ICW bahwa negara itu perlu berburu paus, Jepang juga mengimpor daging paus dari sejumlah negara, termasuk Islandia.
(ama/stu)