Lunasi Utang, Yunani Minta Dana Talangan 12 Miliar Euro

Amanda Puspita Sari/Reuters | CNN Indonesia
Kamis, 09 Jul 2015 17:32 WIB
Yunani tengah mempersiapkan proposal dana talangan senilai 12 miliar Euro selama dua tahun, meningkat 2 miliar per tahun dari proposal sebelumnya.
Pasca dinyatakan tak mampu membayar utang IMF, warga Yunani dibatasi untuk mengambil uang tunai melalui mesin ATM menjadi hanya 60 euro atau Rp887 ribu per hari. Bank-bank pun ditutup. (Reuters//Christian Hartmann)
Jakarta, CNN Indonesia -- Yunani tengah mempersiapkan proposal dana talangan senilai 12 miliar Euro selama dua tahun untuk menanggulangi resesi setelah berbulan-bulan bernegosiasi dengan para kreditor Eropa. Jumlah ini jauh lebih besar dari paket dana talangan yang mereka ajukan sebelumnya.

Dilaporkan surat kabar Yunani Kathimer, pemerintah sayap kiri pimpinan Perdana Menteri Alexis Tsipras kini tengah menghadapi tenggat waktu untuk mengajukan proposal reformasi guna meminta dana talangan kepada kreditor Eropa hingga Jumat (10/7). Jika hal ini disetujui maka Yunani diperkirakan tidak akan keluar dari zona euro.

(Baca juga: Penjelasan Singkat soal Krisis Yunani)

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Laporan di media tersebut menyatakan bahwa pertumbuhan resesi akan menjadi lebih besar dari perkiraan sebelumnya, yaitu sebesar 0,5 persen. Dengan situasi keuangan yang tidak pasti selama sekitar dua pekan belakangan, "resesi diperkirakan terjadi sebesar 3 persen."

"Diperkirakan, proposal dana talangan yang diminta Yunani sebesar 8 miliar euro untuk tahun 2015 dan 2016 meningkat 2 miliar euro per tahun, menjadi total 12 miliar euro untuk dua tahun," bunyi laporan di Kathimerini.

Resesi Yunani dimulai sejak tahun lalu, yang menyusutkan seperempat dari produk domestik bruto selama periode enam tahun. Akibatnya, tingkat pengangguran membengkak hingga 25 persen.

(Baca juga: FOKUS: Runtuhnya Ekonomi Yunani)

Surat kabar lainnya, Naftemporiki, merinci peningkatan pajak yang ditawarkan kepada Yunani, yaitu peningkatan pajak perusahaan dari 26 persen menjadi 28 persen, kenaikan PPN atas barang mewah dari 10 persen menjadi 13 persen, kenaikan PPN untuk hotel dari 6,5 persen menjadi 13 persen, dan kenaikan PPN atas barang, restoran, transportasi dan beberapa layanan kesehatan yang ditawarkan oleh sektor swasta dari 13 persen menjadi 23 persen.

Persyaratan ini ditolak oleh partai Syriza yang berkuasa dan pendukungnya, partai Yunani Independen, setelah rakyat Yunani memilih "tidak" atas penerapan syarat yang lebih ketat, pada referendum yang digelar Ahad (5/7).

Pada akhir Juni lalu, Yunani dinyatakan tidak bisa membayar utang sebesar US$1,7 miliar kepada Dana Moneter Internasional, atau IMF pada tenggat waktu yang ditentukan, yaitu Selasa (30/6). Selain kepada IMF, Yunani juga memiliki tenggat pembayaran utang besar lainnya kepada Bank Sentral Eropa pada 20 Juli mendatang.

Pasca dinyatakan tak mampu membayar utang IMF, warga Yunani dibatasi untuk mengambil uang tunai melalui mesin ATM menjadi hanya 60 euro atau Rp887 ribu per hari. Bank-bank pun ditutup.
(ama/stu)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER