Jakarta, CNN Indonesia -- Di tengah krisis ekonomi yang membelit Yunani, ada suara lirih masyarakat Muslim yang memohon dibangunkan masjid dan lahan pekuburan. Kehidupan Muslim di negara ini kian terpinggirkan akibat krisis dan Islamofobia yang semakin kental.
Diberitakan World Bulletin, Athena adalah satu-satunya ibu kota di Eropa yang tidak memiliki masjid. Padahal, jumlah warga Muslim di dalam dan sekitar Athena telah mencapai 300 ribu orang, sekitar 1,3 persen dari populasi negara itu.
Mereka terpaksa menggunakan ruang bawah tanah tanpa jendela dan sirkulasi udara jika ingin shalat berjamaah. Saat ini ada 130 ruang bawah tanah yang digunakan Muslim Athena untuk shalat. Namun mereka khawatir, bangunan itu akan dirobohkan karena tidak memiliki izin atau rusak.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Karena dibuat seadanya, masjid sementara ini berbahaya bagi para jemaah. Dua tahun lalu, sebuah garasi yang disulap menjadi masjid terbakar hebat karena drum bensin yang tersulut api.
Selain masjid, warga Muslim Athena yang kebanyakan imigran juga kesulitan menguburkan kerabat atau kawan mereka karena tidak adanya lahan pekuburan khusus Muslim.
"Kami bisa shalat di mana saja, di rumah, di masjid, di jalan, tapi kami tidak bisa menguburkan Muslim yang meninggal di mana saja," kata Imam di Yunani, Abdelrahim Abdel-Sayed Selasa lalu.
Akhirnya mereka terpaksa membawa jenazah untuk dikuburkan di pekamanan Muslim Kahvei di Gumulcine, sekitar 800 kilometer dari Athena. Perjalanan ke tempat itu butuh waktu delapan jam dan biaya yang sangat mahal.
"Tentu saja ini adalah perjalanan yang sulit dan mahal. Mengirim jenazah ke pemakaman di Gumulcine bisa memakan ongkos hingga 1.400 euro (Rp20 juta). Kebanyakan Muslim di sini adalah mereka yang kabur dari perang dan tidak punya uang. Jadi kami mengumpulkan uang untuk membantu. Tidak ada solusi lainnya," kata Sayed.
IslamofobiaPenderitaan mereka diperparah dengan Islamofobia yang marak terjadi di Athena. Umat Muslim di kota itu beberapa kali menjadi korban serangan ke masjid-masjid dadakan di ruang bawah tanah yang dianggap ilegal. Satu kali, lebih dari 100 orang protes di luar ruangan yang dijadikan masjid tersebut dan mengancam akan membantai para jemaah.
Dua tahun lalu, buruh asal Pakistan Shahzad Luqman tewas ditikam oleh anggota kelompok sayap-kanan ekstrem Golden Dawn. Pelaku sebelumnya bersumpah akan membunuh siapa pun warga asing yang pertama kali ditemuinya.
Kematian pria 26 tahun itu menandai hampir 800 kasus penyerangan karena rasisme yang terjadi di Yunani sejak 2012. Pembunuh Luqman divonis penjara seumur hidup untuk memberi efek jera.
Pemerintah Yunani memang telah berjanji akan membangun masjid di Athena. Namun krisis keuangan dan penentangan dari banyak pihak membuat rencana ini molor terus.
Penentangan terutama datang dari Golden Dawn dan kelompok gereja Kristen Ortodoks yang mengatakan bahwa masjid akan mengingatkan rakyat pada penjajahan Kekaisaran Turki Ottoman di Yunani.
Awalnya ada rencana untuk mengubah barak angkatan laut menjadi masjid. Namun rencana ini mandek karena tidak ada kontraktor yang mau membangunnya dan mereka menolak ikut proses tender.
"Yunani menderita di bawah tirani Islam di bawah Turki selama lima abad dan pembangunan masjid akan menyinggung para martir yang membebaskan kami," kata Pastor Seraphim.
Muslim Yunani hanya pasrah menerima nasib mereka yang terpinggirkan. Kebanyakan mereka adalah imigran miskin yang tidak bisa melawan.
Kesulitan mereka diperparah oleh krisis yang menerpa Yunani. Negara itu memiliki angka pengangguran hingga 25 persen akibat krisis. Saat ini Yunani tengah mengupayakan bantuan utang dari Eropa setelah menolak memenuhi persyaratan kreditor melalui referendum.