Kairo, CNN Indonesia -- Sebuah bom meledak di depan konsulat Italia di Kairo, menewaskan satu orang dalam insiden yang diperkirakan merupakan aksi terbaru kelompok militan Islamis terhadap warga asing.
Seorang pejabat keamanan mengatakan kepada Reuters bahwa ledakan itu disebabkan oleh satu bom mobil. Sementara kantor berita pemerintah MENA mengutip seorang sumber keamanan senior yang mengatakan bahwa penyelidikan awal menunjukkan, bom itu diletakkan di bawah satu mobil yan diparkir di depan konsulat dan diledakkan dari jarak jauh.
Belum ada kelompok yang mengklaim serangan bom yang terjadi Sabtu (11/7) pagi ini.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Saksi mata mengatakan kepada Reuters bahwa ledakan itu menyebabkan kerusakan berat pada gedung konsulat, dan membuat gedung-gedung di pusat kota bergetar sementara ledakan terdengar ke sejumlah pemukiman di sekitarnya.
Identitas korban yang tewas belum diumumkan, namun seorang juru bicara kementerian kesehatan menyebutkan bahwa empat warga sipil luka-luka akibat ledakan itu.
Dan MENA melaporkan bahwa dua polisi termasuk diantara korban yang luka tersebut.
Menteri Luar Negeri Italia Paolo Gentiloni mengatakan tidak ada korban dari warga negaranya akibat ledakan itu. “Italia tidak akan terintimidasi,” ujarnya lewat akun twitter.
Militan Islamis di Mesir melakukan serangan bom pinggir jalan dan aksi bom bunuh diri dengan sasaran anggota pasukan keamanan dan pejabat negara.
Ratusan tentara dan polisi tewas sejak militer menyingkirkan Presiden Mohamed Mursi yang beraliran Islamis pada 2013 setelah terjadi aksi protes massal terhadap pemerintahannya.
Mesir akhir-akhir ini mengalami peningkatan serangan dengan sasaran industri pariwisata, termasuk serangan bom bunuh diri di kuil kuno Karnak di Luxor bulan lalu.
Satu serangan terhadap warga Barat bisa menjadi pertanda satu peningkatan kekerasan di negara itu yang relatif stabil di wilayah yang diwarnai dengan militansi dan konflik sektarian sejak terjadi aksi kebangkitan rakyat yang disebut dengan nama
Arab Spring.
Seorang diplomat Barat mengatakan mengetahui ledakan di depan konsulat itu tetapi tidak bisa mengkonfirmasi gedung yang menjadi sasaran utamanya.
Kekerasan dan kekisruhan politik yang dipicu oleh revolusi menyingkirkan kekuasaan Hosni Mubarak pada 2011, berdampak negatif pada industri pariwisata dan perekonomian Mesir.
Dua minggu lalu, satu bom mobil menewaskan jaksa terkenal negara itu, dan kelompok militan yang berafiliasi dengan ISIS menyerang sejumlah pos penjagaan di Sinai Utara dalam pertempuran paling sengit di wilayah itu dalam beberapa tahun terakhir.
Militer mengatakan 17 tentara dan lebih dari 100 militan tewas dalam pertempuran tersebut.
Presiden Abdel Fattah al-Sisi mengatakan militan merupakan ancaman besar bagi Mesir. Namun, operasi militer di Sinai yang merupakan pusat gerakan kebangkitan yang dilakukan oleh afiliasi ISIS di Mesir, gagal mengalahkan mereka.
Negara-negara Barat berharap Sisi bisa mempertahankan situasi yang relatif stabil ini di negara Arab berpenduduk paling banyak itu.
(yns)