Wina, CNN Indonesia -- Satu rancangan kesepakatan nuklir antara Iran dan enam negara adidaya berisi permintaan bagi pemeriksa PBB bisa memasuki seluruh lokasi yang mencurigakan di Iran termasuk pangkalam militer, setelah konsultasi antara keenam negara itu dan Tehran.
Seorang sumber Diplomatik mengatakan kepada Reuters bahwa jika kesepakatan itu diterima semua pihak, satu resolusi Dewan Keamanan PBB akan diadopsi bulan ini, dan kedua kubu akan mulai mengambil langkah-langkah seperti pembatasan program nuklir oleh Iran dan pencabutan sanksi terhadap Irak pada semester pertama 2016.
Rincian rancangan kesepakatan yang masih dirundingkan ini secara garis besar sesuai dengan kesepakatan sementara yang dicapai pada 2 April di Lausanne, Swiss.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tetapi ketika perundingan ini mencapai tahap kritis, muncul rincian-rincian baru yang sangat penting sehingga rancangan kesepakatan terbaru yang dirundingkan tersebur memasukkan pemeriksaan pangkalan militer Iran, ijin untuk para pakar dan usul mengenai waktu kesepakatan itu ditandatangani.
Informasi dari sumber ini masih dini dan bisa berubah karena didasarkan pada rancangan kesepakatan nuklir sementara, dan bisa diubah sebelum akhirnya disepakati oleh Iran dan keenam negara adidaya.
Para diplomat yang terlibat dalam perundingan itu berharap bisa menyetujui versi akhir rancangan kesepakatan itu secepatnya Selasa (14/7) dan perundingan terus berlanjut hingga Selasa dini hari untuk mencapai target itu.
Sumbe ini mengatakan Iran dan Badan Energi Atom Internasional, IAEA, menyepakati satu rencana untuk membahas pertanyaan-pertanyaan yang belum dijawab terkait kemungkinan dimensi militer dalam kegiatan nuklir Iran di masa lalu pada akhir bulan ini.
Dia menambahkan bahwa pencabutan sejumlah sanksi akan dilakukan jika Tehran memecahkan masalah tersebut.
Rencana yang telah disetujui oleh IAEA dan Iran antara lain adalah kunjungan ke lokasi militer Parchin dan juga kemungkinan mewawancarai ilmuwan nuklir Iran.
Perundingan nuklir antara Tehran dan enam negara besar - Amerika Serikat, Rusia, Inggris, Perancis, China dan Jerman - gagal memenuhi tenggat waktu Senin tengah malam untuk mencapai kesepakatan akhir, namun para diplomat dari semua pihak berharap terobosan akan dicapai dalam beberapa jam mendatang.
(yns)