Jerusalem, CNN Indonesia -- Setelah gagal mencegah tercapainya kesepakatan nuklir internasional dengan Iran, Israel berencana meningkatkan upaya melobi Kongres AS dan mencari pertanda Iran melanggar kesepakatan agar sanksi kembali diterapkan.
Perdana menteri dan pejabat senior Israel mengecam kesepakatan itu sesaat setelah muncul berita bahwa enam negara adidaya sepakat mencabut sanksi pada Iran dengan imbalan negara itu menahan program nuklirnya.
“Ini adalah kesalahan yang sangat besar,” kata Benjamin Netanyahu, yang menggambarkan Iran setara dengan ISIS.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
“Iran mendapat hadiah besar, berupa uang ratusan miliar dolar yang akan membuat negara itu terus melakukan agresi dan teror di wilayah serta dunia.”
Iran tidak mengakui Israel dan pernah mengatakan negara itu harus dihapus dari peta dunia, sehingga negara Yahudi kecil yang secara luas dianggap sebagai satu-satunya negara Timur Tengah pemilik senjata nuklir ini menganggap Iran sebagai ancaman atas keberadaannya.
Setelah berbulan-bulan mencoba menghalangi kesepakatan nuklir ini dan mengungkap faktor-faktor yang dianggap sebagai kelemahan, para penjabat Israel kini mengatakan akan memusatkan diri pada upaya membujuk Kongres AS agar menolak traktat itu.
Israel juga terus mengawasi Iran dengan seksama untuk mencari pelanggaran.
Kongres AS memiliki waktu 60 hari untuk mengkaji kesepakatan itu, sementara Presiden Barack Obama mencoba mendapat dukungan dari dua partai utama AS terhadap kesepakatan yang akan menjadi warisan dari kekuasaannya itu.
Bahkan jikapun kajian Kongres berbeda dengan harapan Obama, dia bisa memveto keputusan Kongres tersebut meski langkah ini akan menodai prestasinya.
“Lubang dalam Kesepakatan”“Israel harus memusatkan diri dan menjelaskan seluruh lubang yang ada dalam kesepakatan yang pada akhirnya akan mengintensifkan terorisme dan kekacauan di Timur Tengah,” ujar Menteri Keamanan Masyarakat Israel Gilad Erdan.
“Mudah-mudahan Kongres dan Senat akan bisa melihat kebenaran.”
Hubungan Netanyahu dengan Gedung Putih memang sudah buruk, bukan hanya karena dia berpidato di sidang Kongres untuk mengkritik kesepakatan nuklir Iran pada Maret lalu, dan sebagian pihak di Israel mempertanyakan manfaat upaya melobi Kongres.
Tetapi rekan dekat Netanyahu mengatakan dia tetap bertekad agar pandangannya didengar.
“Mengapa kita harus berusaha kerasa di Kongres?” tanya seorang tokoh yang dekat dengan Netanyahu. “Langkah itu akan memiliki nilai simbolis bagi kita, meskipun hasil pemungutan suara tidak mendukung kita, atau ketika Obama menerapkan hak veto presiden agar kesepakatan Iran itu diratifikasi.”
Dore Gold, dirjen Kementerian Luar Negeri Israel, memandang tidak perlu “merasa malu” menentang kesepakatan nuklir di AS, yang menurutnya bisa dilakukan tanpa menyerang Obama secara pribadi.
Gold mengatakan komunikasi terbuka harus dilakukan untuk melaporkan atau mengambil tindakan terhadap upaya Iran melanggar kesepakatan menahan program nuklirnya. Ini adalah isyarat bahwa Israel akan meningkatkan pengawasan terhadap Iran.
Berdasarkan kesepakatan nuklir yang dicapai pada Selasa (14/7), sanksi internasional terhadap Iran bisa diterapkan kembali dalam waktu 65 hari jika Tehran melanggar kesepakatan itu.
“Seluruh Opsi Diajukan”“Hal terpenting kemungkinan adalah mendapatkan gambaran sebenarnya bagaimana mereka akan mentaati kesepakatan itu, dan juga membicarakannya dengan masyarakat internasional,” kata Gold kepada Radio Militer Israel.
Para pejabat Israel secara terbuka mengatakan mereka menambah kemampuan intelijen, yang menurut para pakar, berhasil menemukan atau membantu mensabotase proyek-proyek nuklir Iran di masa lalu.
Netanyahu juga telah memperkuat angkatan bersenjata Israel yang ditugaskan mempersiapkan serangan ke lokasi-lokasi nuklir Iran, meski langkah ini tidak mendapat dukungan luas di dalam negeri dan dipandang sulit untuk diwujudkan.
Akan tetapi Erdan mengatakan tidak tertutup akan terjadi perang: “Israel tetap mempertimbangkan seluruh opsi, secara diplomatis atau langkah lain.”
Washington, yang setiap tahun memberi bantuan pertahanan senilai US$3 miliar kepada Israel dan mengisyaratkan akan meningkatkan jumlahnya, mencoba menenangkan sekutunya itu melalui proyek rudal pertahanan yang bertujuan mengurangi risiko serangan Iran di masa depan.
Di saat bersamaan, Amerika Serikat juga meningkatkan dukungan pertahanan terhadap sekutu lainnya di wilayah yang khawatir dengan kesepakatan Iran, seperti Arab Saudi, Yordania, Mesir dan negara-negara Teluk.
Para pejabat Israel mencoba menekankan kepentingan yang dimiliki negara-negara itu, dengan mengisyaratkan bahwa Israel dan negara-negara Sunni Arab harus bekerjasama melawan hal yang dipandang sebagai ambisi Syiah Iran memperluas pengaruh di wilayah.
(yns)