Usai Kesepakatan Nuklir, PR Presiden Iran Menumpuk

Ike Agestu/Reuters | CNN Indonesia
Selasa, 14 Jul 2015 17:37 WIB
Rouhani harus mewujudkan harapan warga Iran yang putus asa ingin mengakhiri sanksi ekonomi, agar bisa memperbaiki standar hidup mereka.
Rouhani harus mewujudkan harapan warga Iran yang putus asa ingin mengakhiri sanksi ekonomi, agar bisa memperbaiki standar hidup mereka. (Reuters/Jewel Samad)
Jakarta, CNN Indonesia -- Kesepakatan nuklir dunia dengan enam negara, Rusia, Amerika Serikat, China, Perancis, Jerman dan Inggris pada Selasa (14/7) menandai kemenangan bagi Presiden Iran Hassan Rouhani.

Tapi pertempuran terbentang di depan Rouhani. Sekarang ia harus mewujudkan harapan warga Iran yang putus asa ingin mengakhiri sanksi ekonomi, agar bisa memperbaiki standar hidup mereka. Sementara itu, kelompok konservatif berjuang untuk terus mempertahankan status quo.

Saat tim perunding Iran berjuang untuk mencapai kesepakatan nuklir, ulama berusia 66 tahun itu juga berupaya tanpa lelah untuk memperoleh dukungan dan meyakinkan semua sektor di Iran bahwa kesepakatan nuklir adalah untuk kepentingan mereka.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kita ingin bangsa ini menjadi bahagia dan produktif, memiliki ekonomi dan kesejahteraan sosial yang cerah, dan memiliki (uranium) centrifuge juga," katanya dalam rapat umum di kota timur laut Bojnurd bulan lalu.

Sebagian besar sanksi terhadap Iran akan tetap berlaku sampai inspektur PBB mengkonfirmasi kepatuhan Teheran atas ketentuan perjanjian. Oposisi garis keras diprediksi akan menggunakan kesempatan ini untuk menuduh Rouhani membuat terlalu banyak konsesi.

Pihak Konservatif yang mendominasi parlemen Iran, bersama unsur peradilan, angkatan bersenjata dan ulama, sangat menentang konsesi yang dianggap terlalu merugikan Iran, dan akan menerkam setiap pelanggaran oleh inspektur PBB atau negara-negara Barat dalam beberapa bulan mendatang.

Rouhani sejauh ini telah mengisolasi dirinya dari faksi garis keras terutama dengan menjaga dukungan dari Pemimpin Tertinggi Iran, Ali Khamenei, yang telah hati-hati mendukung kesepakatan nuklir sebagai cara untuk menghidupkan kembali ekonomi Iran.

Pekerjaan dan investasi

Warga biasa Iran sekarang berharap datangnya investasi, munculnya lapangan pekerjaan dan stabilnya harga bahan pokok serta barang lain sebagai imbalan atas pembatasan program nuklir mereka.

Tapi banyak pengamat percaya bahwa Khamenei dan kelompok garis keras lainnya kemungkinan akan memberlakukan pendekatan tegas terhadap Rouhani, khawatir sang presiden akan menjadi terlalu berpengaruh menjelang pemilu tahun depan.

"Sekarang bahwa presiden telah mengalahkan saingannya terkait nuklir, mereka cenderung untuk mencoba untuk memblokir dia di bidang lainnya," kata Ali Vaez, analis senior Iran di International Crisis Group.

Ini akan menjadi masalah bagi reformis Iran, yang membantu Rouhani menang dalam pemilu tahun 2013 setelah Dewan Garda, badan ulama yang mengawasi proses politik, melarang kandidat reformis berkuasa.

Rouhani tampak sebagai salah satu tokoh yang bisa memberikan liberalisasi kepada kehidupan sosial dan politik Iran, namun tak banyak memenuhi ekspektasi mayoritas rakyat Iran. Saat berkampanye, Rouhani menyerukan pembebasan dua reformis terkemuka dalam satu tahun, namun keduanya masih berada di tahanan rumah hingga kini.

"Ada harapan yang sangat tinggi kepada Rouhani, dan ada rasa frustrasi luas bahwa dua tahun telah berlalu dan dia tidak melakukan apa-apa," kata Hadi Ghaemi, direktur eksekutif Kampanye Internasional untuk Hak Asasi Manusia di Iran, sebuah kelompok advokasi yang berbasis di New York.

"Dia telah menempatkan semua modal politiknya dalam kebijakan luar negeri dan negosiasi,” tambah Ghaemi. (stu/stu)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER