Besok, Kesepakatan Permanen Nuklir Iran Diperkirakan Tercapai

Amanda Puspita Sari | CNN Indonesia
Kamis, 09 Jul 2015 19:28 WIB
Perundingan nuklir diperkirakan akan mencapai final pada Jumat (10/7), setelah melewati beberapa tenggat waktu pada tahun ini.
Perundingan nuklir diperkirakan akan mencapai final pada Jumat (10/7), setelah melewati beberapa tenggat waktu pada tahun ini. (Reuters/Leonhard Foeger)
Jakarta, CNN Indonesia -- Perundingan Iran dengan enam negara besar terkait program nuklir diperkirakan akan mencapai final pada Jumat (10/7), setelah melewati tenggat waktu sebelumnya, Selasa (7/7).

"Kami akan terus bernegosiasi," kata kepala kebijakan luar negeri Uni Eropa Federica Mogherini di sela-sela perbincangan antara Iran dengan Amerika Serikat, Inggris, China, Perancis, Rusia dan Jerman, di Wina, Austria.

Juru bicara delegasi AS, Marie Harf, menyatakan perundingan nuklir diperpanjang hingga Jumat (10/7) untuk memberikan waktu kepada negosiator demi mencapai kesepakatan yang diinginkan seluruh pihak.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

(Baca juga: Rusia Minta Embargo Senjata Iran Dicabut Setelah Kesepakatan)

Ini bukan kali pertama perundingan nuklir Iran molor dari tenggat waktu yang ditentukan. Setelah mencapai kerangka kesepakatan pada April lalu, kesepakatan nuklir Iran dijadwalkan tercapai pada 30 Juni. Namun, diskusi lagi-lagi molor hingga Selasa (7/7), dan hingga berita ini diturunkan, kesepakatan belum juga tercapai.

"Kami terus terang lebih peduli terhadap kualitas dari kesepakatan ini, dibanding soal tenggat waktu. Kami tahu bawa keputusan yang sulit tidak akan mudah tercapai dalam waktu yang ditentukan," kata Harf, dikutip dari Al-Arabiya.

Para pejabat AS berharap kesepakatan dapat tercapai pada pukul 4 pagi waktu setempat, sehingga semakin cepat diteruskan dan ditinjau oleh Kongres AS. Meski demikian, belum jelas apakah kesepakatan akan benar-benar tercapai.

"Tidak ada batas waktu yang sakral bagi kami. Kami siap berada di Wina untuk melanjutkan pembicaraan ini selama masih diperlukan," kata negosiator senior Iran, Abbas Araqchi.

Meski demikian, para diplomat Barat menyatakan perundingan ini seharusnya memiliki tenggat waktu yang seharusnya dipatuhi. Sehingga, pengajuan hasil perundingan kepada Kongres AS pun semakin cepat.

"Perundingan telah mencapai tahap akhir. Kami hanya perlu menyetujui satu hal lahi. Sulit memperkirakan bagaimana perundingan akan berakhir. Kesepakatan akan tercapai pada Jumat ini, atau tidak sama sekali," kata pejabat Barat yang enggan disebutkan namanya.

Sulit capai kesepakatan

Sejumlah hal yang sulit disepakati adalah tuntutan Iran untuk mencabut embargo senjata dan sanksi rudal balistik dari PBB, beberapa sanksi dari AS dan Uni Eropa dan soal penelitian dan pengembangan nuklir Iran di masa depan.

Pejabat senior AS yang enggan disebutkan namanya menyatakan bahwa pembatasan perdagangan senjata Iran dan akses ke teknologi rudal tetap diberlakukan, meskipun mungkin akan jauh lebih longgar dari saat ini.

Pembatasan pengembangan program rudal Iran oleh PBB dimulai sejak 2006. Mereka menyerukan Iran untuk menghentikan program rudal balistik dan bertujuan untuk mencegah berkembang sistem pengiriman senjata nuklir. Pasalnya, setiap rudal diperkirakan mampu menciptakan hulu ledak atom.

Sementara Menteri Luar Negeri AS, John Kerry dan Menteri Luar Negeri Iran, Mohammad Javad Zarif berencana untuk tetap berada di Austria untuk melanjutkan negosiasi hingga kesepakatan tercapai.

Para pejabat AS mengklaim mereka enggan meringankan embargo senjata konvensional terhadap Iran, karena khawatir Iran akan memberikan bantuan militer yang lebih besar untuk militan di Yaman, Suriah atau di tempat lain di Timur Tengah. (ama/ama)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER