Jakarta, CNN Indonesia -- Kartel Sinaloa, yang dipimpin si raja narkoba Joaquin Guzman, yang sering dijuluki "El Chapo" atau "Si Pendek", merupakan salah satu kartel terbesar di Meksiko. Kartel ini diyakini sebagai sumber impor narkoba terbesar ke Amerika Serikat setiap tahun, dengan wilayah operasi yang membentang di seluruh penjuru Amerika Utara hingga Eropa, Afrika dan Australia.
Bisnis narkoba kartel ini meliputi kokain, ganja, methampetamine dan heroin yang dikirim ke Amerika Serikat dalam jumlah besar melalui jaringan transportasi darat dan udara yang sangat rumit.
Dilansir dari Reuters, kartel Sinaloa muncul pada awal 1990-an sebagai geng yang memisahkan diri dari kartel Guadalajara, setelah penangkapan pemimpinnya, Miguel Angel "The Godfather" Felix Gallardo, salah satu bos besar narkoba pertama di Meksiko yang bersekutu dengan gembong asal Kolombia, Pablo Escobar.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
(
Baca juga: Raja Narkoba Meksiko 'Chapo' Guzman Kabur dari Penjara)
Kartel Sinaloa juga dikenal dengan nama La Alianza de Sangre, yang berarti Aliansi Sedarah, karena dipimpin oleh tiga orang kepercayaan Gallardo, Hector Luis Palma Salazar, Adrian Gomez Gonzalez dan Joaquin Guzman Loera.
Ketika Salazar tertangkap polisi, tampu kepemimpinan kartel berpindah ke tangan Guzman. Kartel ini ini berkantor pusat di negara bagian Sinaloa, sebelah barat laut pantai Meksiko Pasifik, wilayah yang dipenuhi perkebunan ganja dan ladang opium, dan dianggap sebagai tempat lahirnya perdagangan narkotika Meksiko sejak 1960-an.
Paling dominanDi bawah kepemimpinan Chapo Guzman, kartel Sinaloa menjadi kartel narkoba yang paling dominan di Meksiko, dan menginisiasi berbagai penyelundupan narkoba ke berbagai negara pada dekade 1990-an. Guzman memerintahkan anak buahnya mengirimkan narkoba dengan jumlah yang sedikit, namun bertahap melalui berbagai jalur, darat, bawah tanah dan udara.
Guzman mempelopori penggunaan terowongan bawah tanah yang canggih untuk mengirimkan narkoba ke sejumlah wilayah perbatasan AS. Guzman juga menginisiasi penyelundupan kokain di dalam kaleng cabai dengan merek Comadre untuk dikirim ke AS melalui kereta api.
(
Baca juga: Chapo Guzman, Gembong Narkoba Terkuat di Meksiko)
Kartel Sinaloa diyakini menangani 65 persen dari semua obat ilegal diangkut ke Amerika Serikat. Kartel Sinaloa kini diyakini mengendalikan sebagian besar titik persimpangan utama bagi peredaran narkoba di perbatasan AS dan Meksiko.
Para pakar dan sumber pemerintahan menilai Kartel Sinaloa merupakan sindikat yang paling mendunia, dengan cabang tersebar di Amerika Tengah dan Selatan, Eropa, China dan India.
Perang berdarah antar kartelSeiring dengan semakin kuatnya El Chapo, kartel Sinaloa pun bertumbuh menjadi sindikat perdagangan narkoba, pencucian uang dan kelompok kriminal yang terorganisir. Kartel ini seringkali terlibat dalam perang narkoba berdarah di Meksiko selama beberapa tahun terakhir.
Pada 2006, Guzman menyulut perang narkoba Meksiko setelah memerintahkan satu aksi pembunuhan yang dianggap melanggar traktat antar kartel narkoba di wilayah itu. Konflik antar kartel ini menewaskan lebih dari 60 ribu orang dan menyebabkan 12 ribu penculikan.
(
Baca juga: Lima Gembong Narkoba Terkemuka dari Benua Amerika)
Perang antar kartel pun berkecamuk di Meksiko. Sindikat narkoba bersekutu demi menghancurkan rivalnya. pada 2011, Kartel Sinaloa berafiliasi dengan Knights Templar in Michoacan dan Generasi Baru Kartel Jaliasco untuk memerangi Kartel Juarez, Tijuana, dan Los Zetas.
Namun, pemimpin Sinaloa, Guzman kemudian tertangkap di Guatemala pada 1993 dan mendekam dalam penjara selama hampir satu dekade atas kejahatan pembunuhan dan perdagangan narkoba, dan diganjar hukuman 20 tahun penjara.
Hampir satu dekade di penjara, Guzman yang licin elarikan diri dari penjara dengan level keamanan tinggi, Puente Grande, di negara bagian Jalisco pada 2001 dengan bantuan petugas penjara. Guzman berhasil melarikan diri dengan sebuah kereta penatu, setelah menyogok 78 orang dengan dana sebesar US$2 juta, atau sekitar Rp26 miliar.
Guzman berhasil ditangkap oleh petugas keamanan pada Februari 2014 lalu. Ia dihadapkan pada sejumlah tuntutan perdagangan narkoba di Amerika Serikat dan masuk ke dalam daftar orang paling dicari oleh Drug Enforcement Administration atau DEA.
Pengganti Chapo GuzmanTak lagi ditangani Guzman, Sinaloa dikabarkan dipimpin oleh dua putra Guzman, Ivan Archivaldo Guzman Salazar dan Ovidio Guzman Lopez. Salazar sempat dipenjara karena tersangkut kasus pencucian uang namun kemudian dibebaskan oleh otoritas Meksiko karena kurangnya bukti.
Baik Salazar maupun Lopez kini termasuk dalam daftar orang paling dicari oleh DEA sejak 2001.
CNN melaporkan bahwa terdapat dua tokoh lain yang berperan besar dalam operasi kartel Sinaloa, yaitu Noel Salgueiro Nevarez dan Ovidio Limon Sanchez. Keduanya ditahan Meksiko.
Salgueiro merupakan kepala kartel Sinaloa di negara bagian Chihuahua, yang mencakup Ciudad Juarez, sebuah kota di Meksiko. Sementara Limon merupakan pemimpin operasi di negara bagian Sinaloa.
Chapo Guzman, raja narkoba Meksiko berhasil melarikan diri untuk kedua kali dari penjara dengan tingkat keamanan tinggi di Altiplano, Meksiko, pada Sabtu (11/7). Dia menggali lantai penjaranya hingga berbentuk sebuah lorong bawah tanah yang berujung ke sebuah gedung yang sedang dibangun.
Pihak berwenang Meksiko menawarkan imbalan mencapai 60 juta peso atau setara Rp50,5 miliar bagi siapapun yang dapat memberikan informasi terkait keberadaan Chapo Guzman.
(ama/stu)