Jakarta, CNN Indonesia -- Pihak berwenang China mengkremasi tubuh seorang biarawan Tibet terkemuka pada Kamis (16/7), menolak keinginan keluarganya yang mencurigai penyebab kematian sang biksu.
Lebih dari 30 biksu, biksuni dan anggota keluarga dari Tenzin Delek Rinpoche melihat tubuhnya, kata Dolkar, adiknya, yang menyaksikan kremasi di kota Dazhou di provinsi Sichuan, China, pada Kamis pagi.
Dia mengatakan para pejabat pemerintah membantah permintaan keluarga agar tubuh kakaknya dipertahankan selama 15 hari sesuai dengan tradisi Buddha Tibet.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dolkar mengatakan kuku dan mulut kakaknya menghitam dan bahwa para pejabat tidak mengatakan penyebab kematiannya, menambah kecurigaan pihak keluarga.
Departemen Luar Negeri AS mengatakan pihaknya berharap pemerintah China akan menyelidiki dan menjelaskan secara transparan apa yang terjadi di sekitar kematian Tenzin Delek Rinpoche, 65, pada Minggu, di sel tahanannya.
Kelompok hak asasi internasional, Amerika Serikat serta Uni Eropa, telah menyerukan pembebasan Tenzin Delek Rinpoche yang sedang menjalani hukuman seumur hidup atas tuduhan "kejahatan teror dan hasutan separatisme".
Pada Rabu, puluhan warga Tibet melakukan protes di luar penjara tempat Tenzin Delek Rinpoche meninggal, mencerminkan kemarahan di antara pendukung dan keluarganya, yang percaya dia dibunuh.
Namun seruan kepada pemerintah Dazhou tidak direspon. Departemen propaganda pemerintah Sichuan mengatakan mereka tidak mengetahui kasus ini.
China mengambil alih dan menguasai Tibet sejak 1950. Pemimpin spiritual Tibet, Dalai Lama, melarikan diri ke Dharamsala, India, pada 1959, dan memerintah dari pengasingan, setelah pemberontakan yang gagal.
China mengkhawatirkan setiap kerusuhan di daerah Tibet bisa menimbulkan ancaman bagi kekuasaan China di sana. Pemerintah menolak kritik telah menekan kebebasan beragama dan budaya Tibet, dan justru mengklaim bahwa China telah mengakhiri perbudakan dan membawa pembangunan ke daerah Tibet yang terbelakang.
(stu)