Frankfurt, CNN Indonesia -- Beberapa kerabat dan keluarga dari korban tewas dalam kecelakaan nahas yang menimpa Germanwings pada Maret lalu menolak uang sejumlah 25 ribu euro (Rp361 juta) sebagai kompensasi atas rasa sakit dan penderitaan mereka.
Seorang pengacara yang mewakili beberapa korban asal Jerman, Elmar Giemulla, pada Sabtu (18/7) mengatakan ia telah memberitahu Germanwings lewat sebuah surat awal pekan ini bahwa tawaran itu tidak memadai. Dia menambahkan jumlah kompensasi terendah sejumlah enam digit yang dinilai sesuai.
Germanwings, unit dari maskapai Lufthansa, tidak dihubungi segera untuk berkomentar soal hal ini.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Bukti dari penyelidikan menunjukkan kopilot Andreas Lubitz mengunci kapten pilot diluar kokpit Germanwings 4U9525, dengan rute dari Barcelona ke Dusseldorf dan sengaja mengarahkan pesawat itu ke lereng gunung Alpen, menewaskan seisi pesawat berjumlah 150 orang.
Tawaran 25 ribu euro menyusul 50 ribu euro yang sudah dibayar sebagai bantuan keuangan langsung kepada kerabat. Hukum Jerman biasanya tidak menyediakan kompensasi terpisah untuk rasa sakit dan penderitaan, tidak seperti di Amerika Serikat.
Pembayaran kompensasi kali ini dimaksudkan untuk gangguan emosi akibat kecelakaan kepada orang tua, janda, rekan dan anak-anak dari korban, dan tidak memerlukan bukti kerusakan, kata Germanwings pada Juni lalu.
Kerabat yang tinggal di Jerman juga mengklaim tambahan 10 ribu Euro sebagai kompensasi untuk setiap masalah kesehatan tanpa perlu menawarkan bukti formal, kata perusahaan itu.
Keluarga korban masih memiliki hak untuk membuat klaim lebih lanjut untuk biaya keuangan lainnya, seperti biaya pemakaman atau pensiun yang hilang, meskipun hal ini akan membutuhkan bukti kerusakan yang terjadi.
(stu)