Canberra, CNN Indonesia -- Pemerintah Australia mengumumkan rencananya pada Selasa (21/7) untuk memusnahkan hingga dua juta kucing liar pada 2020. Hal ini dilakukan guna melestarikan puluhan spesies asli Australia yang dianggap mengalami kepunahan karena perilaku predator kucing liar.
Berbicara kepada stasiun radio nasional, Gregory Andrews, kepala komisi hewan terancam, mengatakan bahwa Menteri Lingkungan Australia Greg Hunt sedang menyatakan "perang" terhadap kucing liar, dan ia memerintahkan Gregory untuk mengambil alih program tersebut.
Hunt mengumumkan rencana lima tahunnya ini di salah satu kebun binatang di Melbourne dan berjanji untuk melindungi mamalia asli Australia serta populasi burung di sana.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kita sedang menggambar garis di pasir yang bertuliskan 'Dalam pengawasan kami dan masa kami, tidak ada lagi kepunahan,'" kata Hunt.
Semua negara bagian dan wilayah Australia setuju untuk memasukan kucing liar ke dalam kategori 'hama'. Kemudian, jumlah besar pendanaan dari pemerintah untuk rencana ini akan digunakan untuk memancing, menembak dan meracuni kucing-kucing liar tersebut.
Pemerintah Australia juga mengambil langkah untuk membuktikan bahwa tindakan ini akan dilakukan secara manusiawi dan seefektif mungkin.
"Pada 2020, saya ingin melihat dua juta kucing telah dihilangkan, lima pulau baru dan 10 daratan yang bebas dari kucing liar, dan tindakan pengendalian akan diterapkan di 10 juta hektar," tutur Hunt.
Kucing liar picu kepunahanDalam sejarahnya, kucing pertama kali dibawa ke Australia sekitar 200 tahun lalu oleh pemukim Eropa dan dibesarkan serta menyebar dengan cepat di seluruh benua Australia dan Selandia Baru.
Masalah kemudian timbul saat kucing-kucing ini memangsa spesies asli setempat.
Menurut sebuah perkiraan, sekitar 20 juta kucing di Australia telah membunuh sekitar 75 juta hewan asli Australia setiap harinya.
Diberitakan The Guardian, Australia mempunyai rekor kepunahan spesies terburuk di dunia. Negara initelah kehilangan 29 spesies mamalia aslinya sejak kedatangan bangsa Eropa. Sekarang, Australia telah menempatkan 1,800 spesies dalam ancaman kepunahan.
Di antaranya adalah bilby, bettong dan quoll yang ketiganya adalah hewan asli Australia dan Selandia Baru.
Ini bukan pertama kali kucing liar menjadi perhatian di Australia dan Selandia Baru.
Pada 2013, seorang ahli ekonomi terkemuka yang menjadi aktivis pencinta lingkungan, Gareth Morgan, menyerukan pemberantasan kucing di negaranya, Selandia Baru. Ia beranggapan, kucing adalah pemangsa alami.
Di dalam situsnya, Morgan mengatakan pemberantasan kucing liar itu dapat menyelamatkan fauna asli Selandia Baru yang telah berkembang dalam habitat sendiri.
"Hampir setiap rumah di Selandia Baru memiliki satu kucing, hal ini menjadikan Selandia Baru sebagai negara pemilik kucing terbesar," tulis Morgan.
Kemudian, para pejabat Australia juga berkomentar terkait hal ini. Mereka mengatakan bahwa mereka tidak membenci kucing, namun, mereka sudah tidak dapat menolerir kerusakan yang disebabkan oleh kucing liar terhadap margasatwa mereka.
(den)