Paket Berisi Ular Hidup dari Indonesia Tiba di Pos Melbourne

Fadli Adzani | CNN Indonesia
Rabu, 24 Jun 2015 13:59 WIB
Paket berisi ular yang berasal dari Indonesia itu tiba di kantor pos Melbourne, namun langsung disita oleh petugas.
(Ilustrasi/Thinkstock)
Jakarta, CNN Indonesia -- Sebuah paket yang berlabelkan "bubuk campuran" sampai di Kantor Pos Internasional Melbourne, Australia, pada Rabu (24/6), pejabat setempat mengatakan paket itu berasal dari Indonesia.

Pemindaian paket itu sebelumnya sudah menimbulkan kecurigaan petugas, dan ketika dibuka, benar saja ditemukan 13 ular hidup di dalamnya.

Dilansir The Guardian, juru bicara Departemen Pertanian Australia mengatakan bahwa mereka sedang mencari tahu spesies ular-ular yang ada di dalam paket tersebut. Ukuran ular-ular ini beragam, ular terbesar yang ada di dalam paket itu panjangnya mencapai 60 cm.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pejabat dari Departemen Pertanian, Nicola Hinder, mengatakan bahwa semua ular tersebut dimatikan, karena semua binatang hidup yang diimpor ke Australia dianggap memiliki risiko.

Dia menambahkan bahwa ular-ular tersebut berpotensi untuk membawa hama dan penyakit yang bisa memberikan efek buruk terhadap industri pertanian, kesehatan dan lingkungan.

"Deteksi dari impor ular ilegal dan tersembunyi ini datang dari Indonesia, jelas adalah usaha untuk melanggar peraturan-peraturan yang dibuat untuk melindungi kita semua," kata Hinder.

Hinder juga menduga bahwa ular-ular tersebut nantinya akan dijual secara ilegal sebagai hewan peliharaan atau digunakan untuk stok pembiakan.

“Saya ingin mengingatkan siapapun yang terlibat dalam upaya impor yang gagal ini, atau berpikir untuk menggunakan pos guna membawa hewan masuk, kami akan menemukan dan menahan Anda,” kata Hinder.

Lebih lanjut, dia menegaskan untuk siapapun yang berpikiran untuk membeli hewan peliharan eksotis, seperti ular, agar memastikan asal mula hewan tersebut, sehingga mereka tidak mendukung perdagangan ilegal yang kejam semacam ini.

"Sangat jelas jika ada yang mengaku sebagai penyayang hewan tetapi mereka mengirimkan hewan tersebut melalui paket dan mengirimkannya melalui pos, maka mereka tidak benar-benar sayang pada hewan," ujar dia.

Australia menerima sekitar 186 juta paket kiriman internasional setiap tahunnya. Pekan lalu, Departemen Pertanian menyatakan jumlah paket mahluk hidup yang disita selama tahun 2013-2014 dari penumpang pesawat mencapai 260 ribu barang, dengan  nilai denda sebesar US$860 ribu.

Hinder mengatakan bahwa petugas keamanan menggunakan kombinasi dari ilmu pengetahuan, analisa risiko dan bahasa tubuh untuk menargetkan tersangka penumpang yang mungkin membawa barang-barang terlarang. (stu)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER