Jakarta, CNN Indonesia -- Pemuda Palestina dan polisi Israel terlibat bentrokan di area masjid Al-Aqsa pada Minggu (26/7), bertepatan dengan hari berkabung umat Yahudi dalam rangka mengenang hancurnya dua tempat ibadah mereka.
Tidak ada korban yang mengalami cedera serius dalam insiden di situs suci kota tua Yerusalem ini, yang menjadi lokasi tempat ibadah paling penting ketiga bagi umat Islam serta tempat suci bagi umat Yahudi.
Seorang juru bicara polisi Israel mengatakan pemuda Palestina telah menyiapkan barikade darurat, batu, dan logam untuk menyerang polisi yang datang untuk membubarkan mereka.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kekerasan di situs tersebut telah berkobar sejak tahun lalu karena warga Palestina gusar akan kunjungan non-Muslim, termasuk ultranasionalis Yahudi.
Polisi menggunakan granat kejut untuk mendorong demonstran kembali ke masjid dan melangkah masuk ke pintu masuk masjid untuk menutup pintu utama.
Polisi Israel, mengikuti prosedur yang sudah lama disepakati, tidak masuk lebih jauh ke dalam masjid. Gelombang kekerasan mereda dengan cepat seperti biasanya, setelah demonstran Palestina berlindung di dalam masjid.
Ultranasionalis Yahudi telah mendorong pemerintah Israel untuk memungkinkan warga Yahudi berdoa di kompleks di luar Al-Aqsa, yang berlokasi di atas Tembok Barat.
Namun ibadah di lokasi tersebut dianggap bisa membangkitkan kemarahan uat Muslim, dan telah dilarang oleh Israel sejak merebut Yerusalem Timur pada perang Timur Tengah 1967.
Setelah kekerasan hari Minggu berakhir, sebuah sayap kanan menteri kabinet Israel mengunjungi kompleks kota tua untuk memperingati Tisha B'Av, ketika orang-orang Yahudi meratapi kehancuran kuil mereka.
Israel menganggap seluruh Yerusalem sebagai ibu kota abadi dan tak terpisahkan mereka, klaim yang tidak diakui secara internasional.
Namun Palestina juga menginginkan Yerusalem Timur kembali, yang dicaplok oleh Israel setelah perang 1967, untuk dijadikan ibu kota negara yang mereka cita-citakan.
(stu)