Myanmar Bebaskan Ratusan Pembalak Liar Asal China

Amanda Puspita Sari/Reuters | CNN Indonesia
Kamis, 30 Jul 2015 15:58 WIB
Myanmar membebaskan 155 pembalak liar asal China, yang diperkirakan akan meredakan ketegangan diplomatik antar kedua negara.
Pekan lalu, 153 pembalak liar asal China dijatuhi hukuman seumur hidup dan membuat China berang. (Reuters/Stringer)
Jakarta, CNN Indonesia -- Myanmar mebebaskan 155 pembalak liar asal China dalam sebuah amnesti kepada ribuan narapidana, pada Kamis (30/7). Langkah yang diperkirakan akan meredakan ketegangan diplomatik antar kedua negara.

Diberitakan Reuters, sebanyak 6.966 tahanan diberikan pengampunan oleh pemerintah Myanmar, termasuk ratusan warga negara China yang ditahan di negara bagian Kachin. Pekan lalu, 153 di antaranya dijatuhi hukuman seumur hidup dan membuat China berang.

Bagi Myanmar, China merupakan negara tetangga yang besar dan penting. Meskipun memiliki keterlibatan dengan Barat sejak pemerintahan junta militer Myanmar digantikan oleh pemerintah semi militer pada 2011, China tetap merupakan mitra perdagangan, keamanan dan energi bagi Myanmar.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Namun, hubungan kedua negara memburuk tahun ini akibat pertempuran antara tentara Myanmar dan milisi pemberontak yang menyebabkan warga China tewas akibat peluru nyasar di daerah perbatasan.

Menurut keterangan Kementerian Dalam Negeri Myanmar, pembalak liar asal China termasuk dalam 210 warga negara asing yang diberikan pengampunan oleh Myanmar.

Myint Wai, Direktur Imigrasi di Myitkyina, tempat para penebang liar ditahan, memaparkan bahwa mereka akan dibawa menggunakan bus menuju wilayah perbatasan. Hingga saat ini, belum ada komentar dari kedutaan besar China di Myanmar.

Ratusan penebang liar tersebut ditangkap pada Januari lalu, dalam operasi pengerebekan penebangan dan perdagangan kayu ilegal di Myanmar. Lebih dari 400 kendaraan dan 1.600 kayu disita dalam operasi tersebut.

Perbatasan Myanmar dengan China yang mudah disusupi telah lama menjadi sarang perdagangan kayu dan batu giok ilegal untuk memenuhi maraknya pasar kedua barang ini di China.

Perdagangan ilegal ini memicu kebencian di Myanmar. Tabloid Global Times, yang diterbitkan oleh media People's Daily milik Partai Komunis yang berkuasa di China menyatakan dalam editorial pekan lalu bahwa kebencian Myanmar dengan China disinyalir menjadi alasan utama penjatuhan hukuman seumur hidup kepada pembalak liar China.

Asisten Asosiasi Bantuan bagi Tahanan Politik (AAPP), yang memonitor tahanan politik, Bo Kyi, memaparkan bahwa hingga saat ini belum jelas apakah ada tahanan politik di antara mereka yang dibebaskan. Kyi memaparkan terdapat 2.000 tahanan politik yang ditahan di penjara Myanmar dan kamp kerja ketika Myanmar berada di bawah kekuasaan militer.

"Banyak tahanan akan dibebaskan, tapi saya tidak yakin tahanan apa yang akan dibebaskan," katanya.

Ditahannya para wartawan, aktivis, politisi dan bahkan komedian di Myanmar merupakan faktor kunci di balik penjatuhan sanksi Barat atas negara ini. Banyak sanksi yang dilonggarkan ketika Presiden reformis, Thein Sein, mulai melepaskan ratusan tahanan politik.

Sein sebelumnya menyatakan tidak akan ada tahanan politik pada akhir 2013. Namun hingga saat ini janji tersebut belum dapat dicapai.

Menurut AAPP, pada pekan lalu Myanmar memiliki 136 tahanan politik dan 448 lainnya yang tengah menjalani pengadilan. (ama/stu)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER