Jakarta, CNN Indonesia -- Sebuah laporan dari komunitas Yahudi di Inggris mengungkap jumlah insiden anti-Semit di Inggris meningkat di enam bulan pertama tahun 2015 jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Disinyalir, hal ini terjadi karena adanya lonjakan laporan dari warga Yahudi yang ketakutan.
Menurut Community Security Trust (CST), badan penasehat komunitas Yahudi terkait masalah keamanan, terdapat 473 insiden yang terjadi antara Januari sampai Juni tahun ini, termasuk adanya dua insiden yang tergolong kekerasan ekstrim.
CST, yang sudah mencatat insiden anti-Semit sejak 1984, mengatakan bahwa jumlah tersebut merepresentasikan kenaikan 53% dibandingkan tahun lalu pada periode yang sama.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Di Eropa, warga Yahudi telah diperingatkan perihal pertumbuhan arus anti-Semit, yang didorong oleh kemarahan atas kebijakan Israel di Timur Tengah dan ketegangan sosial terkait imigrasi. Ini diperparah dengan meningkatnya kesulitan ekonomi di bawah kebijakan penghematan yang telah menguntungkan gerakan sayap kanan.
Rasa takut yang dialami oleh warga Yahudi semakin memburuk ketika kelompok militan pria bersenjata membunuh empat orang di kawasan pasar di Paris, diikuti oleh serangan di sebuah sinagoga di Copenhagen.
"Serangan teroris terhadap orang Yahudi di Eropa pada awal tahun ini, mengikuti tingkat tinggi anti-Yahudi di tahun 2014, adalah sebuah pengalaman yang sulit dan meresahkan bagi komunitas Yahudi kami," kata Ketua Pelaksana CST David Delew.
CST menempatkan penurunan jumlah insiden di 2014 atas reaksi perang 50 hari di Gaza yang berakhir Agustus tahun lalu, namun mereka mengatakan peningkatan pada tahun ini kemungkinan akan merekflesikan meningkatnya laporan insiden anti-Yahudi karena kekhawatiran yang tinggi.
CST mengatakan bahwa mereka telah mendapatkan 333 laporan baru, namun mereka menganggap laporan tersebut tidak terkait dengan anti-Yahudi.
Pada awal tahun ini, sekelompok anggota parlemen mengatakan diperlukan aksi untuk mengatasi peningkatan insiden anti-Yahudi, menyusul sebuah survei yang menunjukkan bahwa seperempat warga Yahudi berpikir untuk meninggalkan Inggris serta lebih dari setengah kaum Yahudi merasa tidak mempunyai masa depan di Eropa.
Mengikuti serangan di Charlie Hebdo di Paris yang mematikan, polisi Inggris telah meningkatkan keamanan di gedung-gedung sinagoga dan tempat Yahudi lainnya.
"Saya tahu bahwa banyak orang Yahudi di negara ini yang memikirkan keselamatan di komunitas mereka, dan kami mendengar hal tersebut," kata Menteri Dalam Negeri Inggris Theresa May.
(stu)